Mom Blogger Community

Mom Blogger Community
Member Of MBC

Kamis, 30 April 2015

#BeraniLebih Berinisiatif, Meskipun Wanita



Ketika menjalin hubungan dengan pria, tentu wanita tak ingin statusnya digantung begitu saja. Apakah dianggap sebagai kekasih atau hanya teman biasa. Begitu juga yang saya alami dulu dengan mantan kekasih. Pertama bertemu secara tak sengaja kami duduk sebangku di dalam bus Medan-Yogya. Waktu itu tiba tiba-tiba  pria yang duduk disebelah saya menawarkan jaketnya ketika saya kedinginan karena jaket tertinggal di rumah. Rupanya dia tahu saya tak tahan dingin. Itulah awal perkenalan kami. Setelah itu, kami saling bertukar cerita dan menjadi akrab. Disusul saling bertukar alamat sebelum turun dari bus. 

Hubungan kami pun berlanjut hanya lewat surat karena waktu itu belum ada Handphone seperti sekarang. Kebetulan saat itu saya tinggal di asrama wanita dan tidak bebas keluar tanpa izin. Namun saat surat ketiga tak mendapatkan balasan, saya pun tak lagi berharap lebih jauh dengan status hubungan kami. Akh, mungkin saya hanya dianggap adik olehnya tak lebih. Namun begitu keluar dari asrama dan melanjutkan pendidikan ke universitas, saya masih saja mengingat pria yang pernah meminjamkan jaketnya itu. Pria yang kuliah di fakultas UGM jurusan tekhnik elektro tersebut, ternyata mampu mencuri hati saya dengan sikapnya yang sederhana, perhatian dan cool itu.

Entah darimana, tiba tiba muncullah inisiatif itu. Inisiatif untuk mendatangi kostnya demi mencari kepastian. Berbekal alamat kostnya di jalan kaliurang, saya pun #BeraniLebih berinisiatif , meskipun saya wanita. Demi mencari tahu apakah dia benar benar serius atau hanya menganggap saya adiknya. Meskipun ada rasa takut bila ternyata harapan saya tak sesuai yang saya inginkan. Jawaban yang saya dapatkan jelas ada dua yaitu diterima atau ditolak sebagai kekasih. Tapi saya tak gentar demi kepastian hubungan agar saya tak lagi berharap lebih bila ternyata hanya dianggap adik. 

Ternyata jawaban yang saya dapatkan sesuai keinginan saya. Lelaki yang saya taksir rupanya juga menaruh hati. Bahkan sejak pertama kali bertemu di dalam bus. Saya pun bersorak girang di dalam hati. Coba kalau saya tidak berinisiatif menanyakan duluan, tentu hubungan kami terus menggantung karena ternyata  kekasih saya juga menganggap saya telah melupakannya karena tak lagi membalas surat-suratnya. Selidik punya selidik rupanya surat yang dia kirimkan ke asrama tidak pernah nyampe ke saya karena selalu di sensor ama pamong asrama. Owalah....

Tak hanya sampai disitu hubungan kami diuji. Kala krismon melanda, kekasih saya memutuskan untuk mencari kerja ke luar negeri bersama temannya. Kami pun menjalani hubungan jarak jauh selama 3 tahun. Setiap saya tanya kapan pulang ke tanah air?  Kekasih saya hanya mengatakan belum pasti karena kondisi dan keadaannya yang belum memungkinkan untuk pulang ke Indonesia. Lagi lagi saya tak ingin digantung hingga kembali #LebihBerani berinisiatif untuk menantangnya agar melamar saya meskipun dari jauh. Sebagai pertanda keseriusannya untuk menjadikan saya istrinya. 

Tak disangka, tantangan saya ia terima. Akhirnya kami pun menikah meskipun dari jarak jauh. Saya di Medan dan dia di Auckland. Dimana  adik prianya bertindak sebagai wakil dirinya dalam mengucapkan ijab qobul. Alhamdulillah, meskipun berjauhan kami sudah resmi menjadi suami isteri. Begitu dia pulang, suami saya pun mencari pekerjaan di Jakarta.

Nama Fb : https://www.facebook.com/iir.harun
Twitter : @irhayatiharun06



5 komentar:

  1. Digantung ngga enak yo mak, takutnya tiwas ngarep eh ternyata perasaan dia beda hehehe. Tapi untunglah sekarang udah bersatu

    BalasHapus
  2. Kereeennn..sabar bgd maaakkk..3 tahun menanti...
    Alhamdulillah udh nggak jauh2an lg mak..ikut seneng..

    BalasHapus
  3. Waaahh siipp banget ini Mak. Mentalnya oke banget. Saluuutttt ^_^

    BalasHapus
  4. Wow..keren Mak.. Saluut.. Kalo saya ngga berani Mak..hihihi..

    BalasHapus
  5. makasih mak rahmi, mak inda, mak vhoy dan mak arinta udah nyempetin baca kisahku:)

    BalasHapus