Sebagai
manusia yang telah bertahun-tahun menempati bumi ini, pernah gak terpikirkan
oleh kita untuk peduli menjaga lingkungan bumi dengan serius? Tentu jawaban itu
berpulang pada diri kita masing-masing. Padahal sumbangan sekecil apapun itu
dalam rangka menjaga dan memelihara lingkungan bumi, akan sangat berpengaruh
bagi kelangsungan hidup kita kelak. Minimal dengan menjaga lingkungan sekitar
rumah kita masing-masing. Cara lainnya peduli pada bumi salah satunya lewat
gerakan Laskar Pena Hijau. Sebuah gerakan yang dibentuk untuk mengkampenyakan
peduli lingkungan lewat tulisan. Latar belakang dibentuknya gerakan ini akibat
keprihatinan melihat Bumi yang makin merana dan kian meringis.
Lihat saja,
belakangan ini sering terjadi bencana alam, akibat melakukan perambahan hutan
secara liar dan besar-besaran yang berdampak pada gundulnya hutan. Padahal jika
hutan tak ditanami lagi setelah ditebang, maka hutan yang gundul tadi saat
terkena terik matahari, tanahnya menjadi rapuh dan berongga. Begitu hujan besar
datang, maka terjadilah pengikisan tanah (erosi). Akibatnya sejumlah tanah
terbawa aliran air yang mengakibatkan terjadinya tanah longsor. Bahkan
penambangan untuk mencari bahan tambang itu sendiri, tanpa diikuti dengan memperbaiki
lingkungan sisa penambangan sesudahnya. Untuk itulah manusia harus bertindak
untuk menyelamatkan bumi, rumah manusia satu-satunya. Tidak ada kata terlambat.
Akhirnya Yayasan Bhakti Suratto/YBS (yang menaungi Sekolah Alam Cikeas, Rumah
Sehat Cikeas dan Rumah Peduli Anak TKI) bersama Sekolah Menulis Kreatif
Indonesia (SMKI) dan Rayakultura, menunjukkan kepedulian terhadap bumi dengan
membentuk Laskar Pena Hijau (LPH), di kampus Sekolah Alam Cikeas – Puri Cikeas.
Maka,
diadakanlah seleksi untuk mendapatkan beasiswa pelatihan Laskar Pena Hijau.
Pelatihannya sendiri dimulai tanggal 22 Agustus 2015 dengan 6 kali pertemuan.
Awalnya hanya merekrut 30 peserta, namun antusias yang mendaftar mencapai 40
peserta. Sampai akhirnya yang resmi ikut 34 peserta, dimana 16 peserta berasal
dari dalam, selebihnya berasal dari luar. Bertempat di Sekolah Alam Cikeas,
pelatihan pun berlangsung setiap hari sabtu selama 3 jam. Mulai dari pukul
09.00-12.00 siang di aula sekolah. Ketua Umum YBS – Suratto
Siswodihardjo mendukung penuh gerakan ini. “Selama ini kami sudah melakukan
gerakan peduli hijau dengan membangun Sekolah Alam Cikeas pada 2006 lalu. Kini
kami ingin terus melakukannya dengan fokus pada konservasi alam, konservasi
manusia dan konservasi budaya…”
Laskar Pena Hijau adalah komunitas
penulis (sastra dan non sastra) yang peduli terhadap lingkungan hidup. Mereka
akan menulis beragam isu tentang lingkungan, juga bermain drama dan pentas,
pembacaan puisi serta gerakan langsung pro lingkungan seperti penanaman pohon
dan pembersihan sampah. Setelah selesai pelatihan, seluruh anggota Laskar Pena
Hijau wajib menulis dan mengkampanyekan semangat kepedulian terhadap
lingkungan, melalui beragam media massa, internet dan media sosial. Bukan tanpa
alasan bila menulis dipilih sebagai salah satu cara mengkampanyekan peduli
lingkungan. Menurut pengelola Sekolah Menulis Kreattif Indonesia – Dodi Mawardi
mengungkapkan, gerakan peduli lingkungan sangat tepat jika digaungkan melalui
tulisan, baik sastra maupun non sastra. “Tulisan memiliki efek yang luar biasa.
Maka, sungguh tepat jika gerakan peduli bumi dikampanyekan lewat tulisan. Kita
punya banyak penulis hebat, yang jika disinergikan untuk tujuan mulia, maka
haslnya akan luar biasa!”
Pelatihan yang
digawangi oleh Dra. Naning Pranoto ini sebenarnya di tahun 2006 sempat tercetus. Akan tetapi karena adanya kendala waktu dsb,
hingga baru di tahun 2015 ini bisa terlaksana. Tentu saja Naning
Pranoto, motor penggerak sastra hijau lewat Rayakultura.net ini mengaku gembira
dengan kerjasama dan pembentukan Laskar Pena Hijau. Menurutnya, “Cukup sulit mencari pihak yang mau mendukung
gerakan sastra hijau. Saya bersyukur bisa bekerja sama untuk merawat dan
melestarikan bumi, rumah kita satu-satunya.” Dra Naning Pranoto
sendiri selain seorang penulis senior, trainer, sastrawan, juga aktivis
pelestarian lingkungan dan dosen di sebuah fakultas yang mengajar tema sastra
hijau. Kepeduliaannya pada lingkungan sudah ia terapkan sendiri dilingkungan
rumah dan sekitar tempat tinggalnya. Banyak pohon-pohon dan tumbuhan hijau di
halaman rumah beliau. Hingga oleh warga sentul, tempat tinggalnya beliau
dijuluki Ibu Pohon. Jadi, tak perlu
diragukan lagi kompetensi dan dedikasinya pada bumi.
Sekolah
Alam Cikeas tepat dipilih sebagai lokasi pelatihan, karena sejak tahun 2006
sudah lebih dulu menerapkan peduli hijau dan lingkungan. Kita bisa mendapati
tersedianya tempat sampah di sekolah sesuai jenis sampahnya. Jadi tidak
sembarangan membuang sampah dengan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Selain itu, kantin sekolah juga bebas dari minuman bersoda. Makanan yang dijual
pun harus bebas pengawet. Bahkan toiletnya pun benar-benar terjaga
kebersihannya. Laskar Pena Hijau yang diadakan di Sekolah Alam Cikeas ini,
bukanlah gerakan yang pertama berdiri. Sebelumnya sudah ada gerakan Laskar Pena
Hijau, hanya anggotanya seputar wartawan saja. Baru inilah anggotanya dari
berbagai profesi mulai dari penulis, wartawan, guru dan ibu rumah tangga. Rencananya
Pelatihan Laskar Pena Hijau akan diadakan setiap tahunnya, hingga akan ada
seasion kedua, ketiga dst.
Dalam
mengenalkan Laskar Pena Hijau pada masyarakat, gerakan ini akan terus
mengkampanyekannya lewat Facebook, Twitter dan Website. Dimana website resmi
gerakan ini akan diluncurkan pada hari pohon tanggal 21 Nopember 2015. Rencananya
selain kampanye lewat internet, kedepannya Laskar Pena Hijau juga akan
melakukannya secara konvensional yaitu lewat menerbitkan buku, televisi dan
radio. Harapannya Laskar Pena Hijau dan anggota yang sudah terpilih mendapatkan
beasiswa, menjadi ujung tombak untuk
mengkampanyekan peduli hijau pada khalayak umum. Tentunya setiap anggota
haruslah memiliki karakter yang tangguh, kuat dan terus menerus. Namun gerakan
ini tidak bergerak eksklusif, tapi juga terbuka untuk siapapun dan dari
kalangan manapun. Dimana sasarannya mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Harapannya orang tua mau mengajarkan pada anak-anaknya tentang peduli hijau dan
lingkungan. Sementara bagi anak-anak bisa ikut menyebarkan ke teman-temannya
gerakan peduli bumi hijau ini.
Menyongsong
Indonesia International Green Writer
Festival thn 2016, Laskar Pena Hijau telah menyiapkan berbagai kegiatan
berupa diskusi, seminar, workshop, pameran dan bedah buku. Terselenggaranya Indonesia International Green Writer
Festival thn 2016 ini merupakan yang pertama kali di dunia. Mengundang
penulis-penulis International yang dibantu oleh Rayakultura.net. Harapannya
dalam festival ini akan bertemunya penulis Indonesia dan dunia bergabung. Oh
ya, gerakan Pena Hijau sendiri telah dimulai lebih dulu di Brazil. Dimana
Brazil telah memulai aksi mereka cinta akan lingkungan dengan menciptakan bahan
bakar dari tumbuhan. Ke depannya gerakan Laskar Pena Hijau juga akan
menggandeng DPR, menteri dan perusahaan yang peduli hijau. Jadi kesimpulannya, mari
kita perlakukan bumi sebagai tempat tinggal kita, dengan menjaga lingkungan
bumi itu sendiri sebaik-baiknya. Sebab bila bumi ini sudah rusak, adakah bumi
lain yang bisa kita tempati? Lewat aksi sekecil apapun salah satunya lewat
gerakan Laskar Pena Hijau ini.
Referensi:
Koran kompas
Buku pendidikan lingkungan hidup kelas 3 SD
Koran kompas
Buku pendidikan lingkungan hidup kelas 3 SD
https://dodimawardi.wordpress.com/Laskar-Pena-Hijau