Senang banget
rasanya diundang menghadiri acara ‘SmartMom, Protect Your Family Smile’. Gimana
enggak senang? Soalnya tema yang dihadirkan sangat menarik yaitu tentang Bulying
dan Keuangan. Event yang diadakan oleh Sinar Mas MSIG Life tanggal 9
September 2017 di JSC Hive Space, Jakarta ini benar-benar sangat diperlukan
terutama oleh para ibu seperti saya. Selain sangat dibutuhkan, sebenarnya kedua
tema di atas saling berkaitan satu sama lain. Selama ini tak banyak yang
menyadari termasuk saya, bahwa masalah
bulying dan keuangan sangat berhubungan erat satu sama lain. Terutama dengan
masa depan keuangan anak korban bulying itu sendiri. Dulu saya juga tak
menyadari hal ini, namun pikiran saya terbuka setelah mengikuti acara keren
ini.
Saya ingin memaparkan dulu apa itu bulying,
mengapa anak bisa jadi korban bulying dan dampaknya. Sebelum menjelaskan apa
saja sih kaitan dan dampaknya bagi masa depan keuangan anak korban bulying.
Anak-Anak
Rentan Mengalami Bulying Di Sekolah Dan Lingkungan Bermainnya
Anak bisa dikatakan menjadi korban bulying bila ada
·
Seseorang atau temannya yang menggunakan pengaruh atau
kekuatan superior untuk mengitimidasi anak,
agar melakukan atau memberikan apa yang diinginkannya.
·
Perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja demi
menyakiti anak dengan melibatkan kekuatan yang tidak seimbang dan berulang
kali. Jadi disini ada si kuat dan si lemah. Misalnya:
-
Secara fisik : Menendang, mendorong anak dan prilaku
kekerasan fisik lainnya
- Verbal : mengejek, menghina dan mengolok-olok anak
dengan nama yang buruk seperti si gembrot, si bego dan sebagainya. Bahkan tanpa kita sadari, sebagai orang tua kita telah melakukan bulying pada anak dengan berkata kasar, meremehkan dan membanding-bandingkannya.
-
Relasional : Anak dicuekin, di fitnah atau
disebarhasut
Bahkan kini berkembang bulying yang lebih kejam lagi
di sebut Cyberbully. Untuk lebih
jelasnya Cyberbully itu berhubungan dengan tekhnologi contohnya yang sekarang
marak terjadi di media sosial. Saling fitnah dan menjatuhkan seseorang lewat
tulisan di Facebook dan jejaring sosial lainnya.
Hannah bunuh diri setelah menjadi korban bullying di Ask.fm, sebuah situs
jejaring sosial terkenal. Karena tak tahan membaca
pesan-pesan kasar di akunnya, Hannah akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup
dengan cara gantung diri.
Mengapa anak kita bisa menjadi korban bulying?
Penyebabnya beragam!
Pertama : Anak yang terlihat
berbeda misalnya karena paling pinter, populer dan sebagainya akan membuat anak
yang iri menjadi tersaingi. Sehingga anak pun di buat tak berdaya dengan selalu
diintimidasi dan di fitnah.
Kedua : Anak yang
terlihat pemalu, hingga sulit bersosialisasi
Ketiga : Anak yang
terlihat lemah di mata teman-temannya
Keempat : Anak yang
kurang mampu secara ekonomi dan intelektual.
Kelima : Anak yang
fisiknya kurang sempurna seperti cacat, rentan menjadi korban bulying.
Selain kelima hal diatas bisa juga karena sebab lain
misalnya karena anak lebih muda atau paling kecil di antara teman-temannya.
Lalu, bagaimana cara kita mencari tahu anak telah
menjadi korban bulying?
Sebab tak semua anak berani berterus terang dirinya
menjadi korban. Beberapa faktor penyebabnya karena
1. Anak takut
di salahkan bila berterus terang.
2. Anak takut
diminta selesaikan sendiri masalahnya
3. Anak merasa
tidak akan ada yang menolong bila mengatakannya
4. Anak tidak
sadar menjadi korban bulying, ini lebih memprihatinkan lagi.
Untuk itulah sebagai pendidik dan orang tua, perlu
mengenali bahwa anak kita adalah korban bulying.
Tanda-tandanya sebagai berikut:
·
Anak tiba-tiba malas dan mogok sekolah
·
Menghindari tempat tertentu atau takut sendirian
·
Anak tidak suka dan enggan bila diajak berbicara
tentang sekolah atau teman-temannya
·
Merasa dirinya tidak cukup baik
·
Minta uang lebih untuk alasan yang tidak jelas
·
Menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berdaya
·
Bila sudah sangat berat, anak mengalami depresi hingga
bicara tentang bunuh diri
Proteksi anak terhadap bulying
Pertama , Mengajarkan
anak sejak dini untuk kenal dan mampu mengekspresikan label emosinya. Kalau
perlu dicontohkan misalnya
“Kamu sedang
marah yah? Atau sedang kesal? Kamu lagi merasa takut ya?”
Hal ini membuat anak menjadi lebih terbuka.
Kedua , berikan
kasih sayang yang cukup baik secara verbal maupun fisik melalui sentuhan berupa
pelukan dan ciuman. Jangan sepelekan pelukan dan ciuman pada anak karena
ungkapan cinta orang tua baik lewat sentuhan dan ucapan, bisa menjadi amunisi bagi anak dan melahirkan
rasa percaya diri karena merasa dicintai orang tuanya. Bila anak tumbuh dengan
percaya diri yang baik dan mendapatkan penghargaan yang cukup dari rumah, tidak
akan mudah menjadi korban bulying. Bahkan hal ini juga bisa diterapkan agar
anak tidak menjadi pelaku bulying itu sendiri.
Ketiga, ajarkan juga
anak membangun pertemanan dan terapkan pola asuh demokrasi di rumah. Lebih baik
lagi bekali juga anak dengan ilmu bela diri. Hal ini sangat bermanfaat untuk
menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri anak. Selain bekal untuk membela
diri bila anak mendapatkan kekerasan fisik.
Pelaku bulying biasanya anak-anak
yang kurang kasih sayang dan tak mendapatkan penghargaan diri dari rumah. Atau
bisa juga di masa kecilnya sering mengalami kekerasan fisik, psikis maupun
verbal.
Ingat! Anak akan menerapkan perlakuan yang dia terima
pada orang lain, bahkan pada saudara kandung dan temannya sendiri.
Mengingat
dampak bulying tidaklah ringan bagi mental anak di masa depan, maka menurut
psikolog Vera Itabilana Hadiwidjojo S.Psi, pekalah dan jangan abai pada anak.
Salah satunya dengan mengajarkan anak untuk lebih terbuka. Berikan selalu anak
dukungan dan bekali kemampuan fisik dan psikologisnya untuk melawan bulying
dari teman-teman sekolahnya.
Dampak Bulying Terhadap Masa Depan Keuangan Anak
-
Secara psikis, anak korban bulying akan tumbuh menjadi
anak yang kurang optimis dan lebih agresif. Hal ini karena dia merasa telah
diperlakukan tidak adil saat terus di bully. Apa jadinya bila anak pesimis dan
gampang menyerah? Juga sering berbuat onar dan senang tawuran, sebagai penyaluran
sikap agresifnya. Tentu hal ini berpengaruh dalam mencapai kesuksesannya kelak
saat dewasa. Sehingga masa depan anak akan hancur termasuk masa depan
keuangannya.
-
Rasa kurang percaya diri akibat di bully, membuat anak
ragu-ragu dan takut melangkah hingga sering mengalami kegagalan. Kegagalan
hidup secara tidak langsung juga berdampak pada kondisi keuangan yang naik
turun.
-
Stress dan depresi terus menerus, membuat anak tumbuh
menjadi pribadi yang mudah frustrasi dan putus asa, hingga banyak yang
melampiaskannya ke obat-obatan terlarang, minuman keras dan menjadi perokok berat. Otomatis
keuangannya sering bermasalah karena selalu habis digunakan untuk membeli
obat-obatan, minuman dan rokok.
-
Mudah mengalami penurunan kesehatan hingga sering
sakit-sakitan, akibat terus memendam kemarahan dan kebencian atas prilaku tidak
adil dari bulying yang ia terima di masa kanak-kanak. Apalagi tak segera
tertangani hingga anak beranjak dewasa. Akibatnya biaya hidup kesehatannya
lebih besar pengeluarannya daripada biaya lainnya. Ternyata
dampak bulying tidak main-main pada masa depan anak, salah satunya masa depan
keuangannya kelak. Ditambah lagi bila anak tak memiliki asuransi jiwa dan
kesehatan. Akan semakin jatuh bangunlah mereka dalam menghandle masalah
keuangan, terutama setelah berkeluarga. Padahal menurut Aakar Abyasa Fidzumo, Founder
of Jouska Finansial, asuransi kesehatan
merupakan pengeluaran wajib sebelum pengeluaran lainnya.
Salah satunya asuransi
yang sudah terjamin reputasinya yaitu
Sinarmas MSIG Life adalah salah satu perusahaan
asuransi terkemuka yang ada di Indonesia. Didirikan pada tanggal 14 April 1985,
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Life telah mengalami perkembangan dan perubahan.
Asuransi yang telah melayani lebih dari 790.000 nasabah individu dan kelompok
di 69 kota ini, bahkan telah dinobatkan oleh Infobank sebagai Digital Brand
of The Year terbaik ke-3 untuk kategori Asuransi Jiwa pada bulan Maret
2015. Selain itu, Majalah Investor mendaulat Unit Bisnis Syariah Sinarmas MSIG
Life sebagai Asuransi Syariah Terbaik untuk aset diatas Rp. 200 Miliar
pada Best Syariah 2015 di bulan Agustus 2015. Jadi bila
kita masih ragu dalam memilih asuransi tradisional, maka bisa mengambil Asuransi
Syariah dari Sinarmas MSIG Life ini. Untuk mengetahui info detailnya, bisa buka
link www.sinarmasmsiglife.co.id
Orang dewasa yang pernah menjadi korban bulying pada
masa kanak-kanaknya, berpeluang besar megalami depresi. Dimana kebanyakan saat
tengah depresi, akan melampiaskannya dengan
1. Bekerja
lebih keras sebagai pelarian, terutama pada pria hingga tak memperdulikan kesehatannya.
2. Melampiaskannya
dengan belanja di luar batas alias hanya berupa keinginan sesaat, bukan karena
kebutuhan. Berharap dengan belanja bisa menghilangkan depresinya sejenak terutama
banyak terjadi pada wanita.
3. Bagi
sebagian orang saat tengah depresi, nafsu makannya semakin meningkat. Sehingga
kebutuhan untuk berbelanja makanan bertambah dengan lebih doyan ngemil dan
makan berkali-kali.
Kesimpulannya anak adalah investasi di masa depan bagi keluarga dan negara. Jadi bila anak rusak, maka rusaklah tatanan keluarga dan negara, terutama dalam hal ekonominya.
Karena sejatinya sebuah negara itu dikatakan
berkembang salah satunya lewat perekonomiannya.
Referensi :