Selasa, 26 Desember 2017

Prudential Donasikan Mesin Apheresis Sebagai Bentuk Kepedulian Akan Kanker

Kita tahu bahwa kanker adalah salah satu penyakit mematikan bagi siapa saja, tak terkecuali anak-anak. Bahkan menurut data yang di dapat dari Kementrian Kesehatan RI, kasus kanker pada anak telah mencapai 11.000 per tahuan. Tragisnya lagi, sebagian besar alias 30% kanker leukimia telah menyerang anak-anak Indonesia. Selain kanker yang menyerang sistem saraf pusat. Untuk itulah PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) turut prihatin dan ingin ikut bagian dalam menyelamatkan anak-anak penderita kanker. Bertempat di Bandung, 12 Desember 2017- PT Prudential Life Assurance resmi menyerahkan sebuah mesin Apheresis kepada Yayasan Onkologi Anak Indonesia. Yaitu sebuah alat yang berfungsi membuang sel-sel kanker yang berada dalam tubuh, dan tetap mempertahankan sel darah yang sehat dalam waktu yang cepat.


Yayasan Onkologi Anak Indonesia sendiri didirikan pada tanggal 24 Mei 1993, oleh beberapa orangtua yang merasa sangat bersyukur karena salah satu putra/putri mereka yang pernah menderita kanker, akhirnya berhasil disembuhkan berkat bantuan simpatisan, relawan, psikolog dan dokter. Mendapati Prudential turut menyumbang Mesin Apheresis ini, tentu disambut dengan sukacita oleh Yayasan Onkologi Anak Indonesia. Misi mereka untuk membantu biaya pengobatan atau perawatan bagi pasien kanker anak, khususnya yang tidak mampu semakin dipermudah jalannya. Rahmi Adi Putra Tahir, Ketua YOAI mengatakan bahwa
“YOAI sangat beruntung dapat bermitra dengan Prudential Prudential Indonesia dimana tahun ini juga menandakan tahun ke-15 kemitraan kami. Tentunya kami berharap kerjasama ini dapat diteruskan, sehingga kami bersama-sama dapat membantu lebih bsnyak lagi pasien kanker di Indonesia.”
Rencananya alat ini akan digunakan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Hal ini dilakukan sebagai wujud komitmen perusahaan untuk terus berfokus kepada perlindungan kondisi kritis. Sebagaimana pernyataan Country Ceo & Chief Executif Agency Prudential Prudential bahwa


Country CEO & Chief Executive Agency Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar didampingi Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) Rahmi Adi Putra Tahir menjenguk pasien anak – anak penderita kanker usai penyerahan donasi mesin Apheresis di Makassar, Jumat (13/10)

Prudential mempunyai komitmen untuk selalu berkontribusi kepada masyarakat dimanapun kami beroperasi, salah satunya kerjasama dengan YOAI yang sudah lama terbentuk dengan kuat, dan melaluinya, kami mampu membantu banyak anak-anak penderita kanker.”
Adapun donasi mesin Apheresis ini merupakan ke-tujuh kalinya yang dilakukan Prudential melalui kerjasama dengan YOAI.

Hal ini memang merupakan tanggung jawab sosial Prudential Indonesia yang berfokus pada tiga pilar, yakni
1.      Kesehatan, dimana perusahaan telah bermitra dengan YOAI sejak tahun 2003. Kerjasama yang telah  terjalin selama ini mencakup
-          Bantuan pengobatan anak-anak
-          Renovasi bangsal khusus penderita kanker di RS Kanker Dharmais, Jakarta
-          Dan pengadaan mesin Apheresis, yang sebelumnya juga telah dilakukan di banyak rumah sakit, selain Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung diantaranya : RSKD Dharmais, Jakarta, RSUD Dr Soetomo, Surabaya, RSUP Sanglah, Denpasar, RS dr. Cipto Mangunkusomo, Jakarta, RSUP dr Sardjito, Yogyakarta, dan RS Universitas Hasanudin, Makasar.

Begitu juga dengan pernyataan Presiden Direktur Rumah Sakit Hasan Sadikin, dr Ayi Djembarsari
“Kami sangat menghargai donasi mesin Apheresis dari Prudential Indonesia serta YOAI. Dengan hadirnya mesin ini, akan semakin mendukung komitmen kami untuk terus berusaha menciptakan pengalaman berobat yang lebih nyaman melalui tersedianya fasilitas yang lengkap dan berkualitas bagi para pasien dari seluruh lapisan masyarakat.

2.      Pendidikan, yaitu turut berkontribusi terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, dengan membangun gedung sekolah baru bagi Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) di Jakarta.
3.      Sedangkan pilar kesiapsiagaan dan bantuan bencana, Prudential cepat tanggap dalam memberikan bantuan pada saat gempa bumi di Aceh dan meletusnya Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Juga pada beberapa gempa lainnya di Indonesia. Mulai dari menyediakan makanan, obat-obatan dan produk serta perlengkapan lainnya.
Kedepannya Prudential Indonesia berencana mendonasikan mesin Apheresis ke banyak lagi rumah sakit-rumah sakit umum yang meneriam pasien kanker anak di Indonesia.
Oh ya, sejalan dengan fokus Prudential Indonesia untuk memberikan fasilitas pengobatan yang berkelanjutan bagi pasien kanker anak, selain donasi mesin Apheresis,  Prudential juga sedang menjalankan program “PRUsyariah Berbagi Ceria”. Dalam rangka sepuluh tahun Unit Usaha Syariah Prudential, perusahaan akan mendonasikan dana sebesar Rp50 ribu dari dana perusahaan atas nama nasabah untuk setiap penjualan polis Syariah sampai akhir tahun 2017, untuk mengembangkan fasilitas kesehatan bagi pasien kanker anak di RS Kanker Dharmais. Untuk keterangan lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi tenaga pemasar Prudential Indonesia atau Prudential Customer Line di 1500085.
“Kami mengajak masyarakat untuk ikut peduli dengan kenyamanan perawatan pasien kanker anak sekaligus mendapatkan perlindungan asuransi jiwa syariah bersama Prudential,” tutup Rinaldi.
 Prudential Indonesia sendiri telah menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan hampir sepanjang perusahaan didirikan 21 tahun yang lalu. Sejak tahun 2014, program-program tanggung jawab sosial Prudential Indonesia hebatnya telah berhasil menyentuh lebih dari sejuta jiwa!

Sabtu, 23 Desember 2017

Serunya Merayakan Hari Ibu Bersama Difabel

Ibu adalah sosok mulia yang akan selalu dikenang karena kasih sayang dan perjuangannya. Bahkan perjuangan itu takkan berhenti meskipun memiliki keterbatasan. Untuk menghargai betapa besar ketegaran seorang Ibu, perlu kita apresiasikan sebagaimana yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa di hari Ibu dengan tema “Ibu, Hari Ini Milikmu yang melibatkan puluhan ibu-ibu yang tergabung dalam Koperasi Masyarakat Tunanetra (KOMASTRA) Sabtu, 23 Desember 2018 di Balai Warga Tebet Utara.


Dalam acara sesi berbagi inspirasi, sebagai blogger yang turut diundang ke acara ini merasa terharu dan timbul berjuta rasa syukur. Bayangkan! Meski tak lagi bisa melihat, para ibu-ibu tunanetra tetap menjalani berbagai macam profesi mereka, demi menjaga roda perekonomian kehidupan keluarga mereka masing-masing. Kerasnya hidup mau tak mau mereka turun melanjutkan tongkat estafet dari peranan sang ayah dalam keluarga mereka. Banyak dari mereka berprofesi sebagai juru pijat dari rumah ke rumah, puluhan kilometer mereka jalani dari mulai pagi hingga menjelang malam, setibanya di rumah mereka harus menyiapkan makan malam bagi keluarga. Ketegaran dan ketulusan sosok Ibu tangguh seperti mereka dan ibu-ibu  normal lainnya inilah yang perlu kita apresiasikan





Apresiasi terhadap para puluhan ibu-ibu dalam acara ini dilaksanakan dengan memberikan pelatihan kecantikan serta make over yang diberikan oleh para relawan Dompet Dhuafa dan sudah terlatih.  Selain pelatihan kecantikan, ada juga pemberian tata cara berjilbab bagi para peserta. Menurut Arif RH sebagai manajer advokasi Dompet Dhuafa mengatakan,


"Dompet Dhuafa membantu meningkatkan kehidupan perempuan-perempuan Indonesia melalui program ekonomi, sosial, dakwah, dan kesehatan". Selain itu secara rutin Dompet Dhuafa memberikan bantuan sosial bagi difabel melalui program Difabel Mandiri. Ke depan kami akan melalukan advokasi kepada stakeholder pemerintah agar bs memberikan fasilitas dan pelayanan publik yang ramah bagi difabel", tambah Arif RH.

Dalam acara ini juga dimeriahkan dengan suguhan lagu dari grup Naura 


dan ibu-ibu tunanetra yang hadir.

 Ternyata perkiraan kita selama ini salah, bahwa penyandang tunanetra hanya bisa pijat saja. Terbukti banyak bakat lain dari mereka salah satunya dengan menjadi penyanyi seperti Ibu Siti Halimah yang bisa kita lihat juga di Youtube lagu-lagunya.


dan musisi seperti Mas Adrian Yunan Faisal yang dulu juga anggota sebuah band ternama. Sejak beliau didiagnosa tidak bisa melihat lagi, ia pun memiliki misi ingin menyemangati orang lain. Bahkan sejak tidak bisa melihat di tahun 2010, beliau mengatakan malah lebih banyak menghasilkan karya sebagai musisi. Dampak positif lainnya dia menjadi lebih peka, empati, serta berhasil menjadi orang baru.


“Rasa empati ini lebih terasa saat tidak lagi bisa melihat,” ucapnya pada peserta yang hadir.
Awal mula kejadiannya sehabis pulang dari tur keluar kota, esoknya paginya beliau tidak bisa melihat lagi. Tadinya ia down dan merasa tidak punya bayangan lagi akan masa depan. Namun seiring waktu beliau pun mencoba mensyukuri apa yang terjadi hingga terciptalah lagu tak ada histeria. Lagu yang menceritakan tadinya beliau masih menjerit di awal-awal tidak bisa melihat. Akhirnya beliau berharap akan tetap mensyukurinya walau nanti tetap tidak bisa melihat juga. Kini ia mampu bangkit dengan kesadaran bahwa penting menuai hidup dengan cinta. Peran Ibu sendiri bagi musisi Adrian Yunan diungkapkannya sebagai berikut,

“Ibu itu berkali-kali lipat lebih kuat dari ayah. Berkat Ibu juga saya bisa melewati berbagai hal karena ibu.”

                Hadir juga Dimas Muharrom founder Kartunet.com. Beliau seorang tunanetra yang berhasil mendirikan Kartunet.com hingga kini berusia 12 tahun berdirinya.


Peran Dompet Dhuafa sendiri tak hanya sekedar memberikan alat bantu, tapi juga modal usaha untuk para difable termasuk penyandang tunanetra yang dikenal dengan difable mandiri, Selain itu membantu Ibu-ibu-khusus ekonomi, yang merupakan bagian dari gerakan perempuan tangguh di daerah bekasi melalui ekonomi mikro. Acara ini menyadarkan kita bahwa semua Ibu di dunia berhak berbahagia dan merayakannya, tak terkecuali para Ibu yang memiliki keterbatasan seperti penyandang tunanetra. Oh ya, kita bisa turut memberikan donasi lewat Cara Mudah Berdonasi






Benarkah Angka Kemiskinan Sudah Berkurang Di Negeri Ini?

Sudah lama kita mengetahui bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang masuk dalam kategori negara dengan banyak penduduk miskin di dalamnya. Padahal kita tahu betapa kaya dan suburnya negara Indonesia. Kok bisa? Sebenarnya tidak ada negara yang miskin, yang ada negara yang tidak dikelola dengan baik, termasuk negara Indonesia.

Dalam acara bertajuk ‘Indonesia Poverty Outlook 2018 hari kamis 21 Desember yang digelar di Museum Kebangkitan Nasional, salah satu pihak penyelenggara yaitu Drg. Imam Rulyawan, MARS., Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi menyatakan bahwa tingkat kemiskinan kini justru terjadi di kota-kota besar di Indonesia seperti Jawa dan Sumatera. Hal ini disebabkan oleh tingginya kepadatan penduduk miskin, serta tingginya biaya hidup minimum. Belum lagi ketersediaan infrastruktur yang tidak merata dengan masih kurangnya puskesmas dan sekolah sekolah di daerah pedesaan.


Secara mendasar, penyediaan infrastruktur pendidikan dan kesehatan secara merata untuk setiap warga negara, termasuk si miskin, adalah amanat konstitusi (Pasal 31 dan 34 UUD 1945). Karena itu, selayaknya fasilitas kesehatan dan pendidikan dasar ini tersedia secara merata di 511 kabupaten-kota, 7.098 kecamatan, dan 82.629 desa-kelurahan di seluruh negeri. Kenyataannya, penyediaan infrastruktur kesehatan dasar secara umum belum merata. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat 1, idealnya tersedia di setiap desa-kelurahan. Namun hingga kini, Puskesmas baru tersedia di setiap kecamatan dimana rasio puskesmas per kecamatan secara rata-rata nasional mencapai 1,4 pada 2016. RS kelas C (RSUD) idealnya tersedia di setiap kecamatan, namun baru tersedia di setiap kabupaten-kota, ditunjukkan rasio RS kelas C per kabupaten-kota yang mencapai 2,0 pada 2016. Dalam kenyataannya, ketersediaan infrastruktur kesehatan antar daerah sangatlah timpang. Di DKI Jakarta, secara rata-rata, Puskesmas telah tersedia di setiap kelurahan dan RSUD telah tersedia di setiap kecamatan. Sedangkan di Papua, sekedar 1 RSUD per kabupaten-kota dan 1 Puskesmas per kecamatan pun belum mampu dipenuhi.

Di saat yang sama, ketersediaan infrastruktur dasar pendidikan juga masih jauh dari memadai. SD negeri secara rata-rata nasional telah berada di setiap kelurahan-desa, dimana rasio SD negeri per kelurahan-desa mencapai 1,6 pada 2016. Namun, dengan wajib belajar 12 tahun, maka SMP dan SMA-SMK termasuk infrastruktur pendidikan dasar sehingga selayaknya juga merata di setiap kelurahan-desa. Namun rasio SMP negeri per kelurahan-desa baru 0,28 sedangkan rasio SMA-SMK negeri per kelurahan-desa hanya 0,12 pada 2016. 


Kesimpulannya, ketersediaan infrastruktur pendidikan antar daerah sangatlah timpang. Di DKI Jakarta, secara rata-rata, SMP negeri dan SMA-SMK negeri telah tersedia di setiap kelurahan. Sedangkan di Papua, sekedar 1 SMP negeri per kecamatan pun belum mampu dipenuhi. Lebih jauh, kuantitas infrastruktur pendidikan dasar ini juga tidak diimbangi dengan kualitas yang memadai. Sebagai misal, dari sekitar 1 juta ruang kelas SD negeri pada 2016, hanya sekitar 25% saja yang dalam kondisi baik, selebihnya dalam kondisi rusak, baik rusak ringan, sedang, berat hingga rusak total. Belum lagi ruang kelas dengan status rusak berat dan rusak total, dipastikan akan sangat mengganggu aktivitas pendidikan, bahkan membuatnya berhenti sama sekali. Secara ironis, daerah miskin di luar Jawa menghadapi kondisi kualitas infrastruktur pendidikan dasar paling buruk, antara lain Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara.

Miris, di tengah hiruk pikuk pembangunan infrastruktur yang terangkum dalam 225 proyek strategis nasional senilai Rp 4.796 triliun, dengan 30 proyek infrstruktur prioritas senilai Rp 1.237 triliun, menghasilkan fakta-fakta diatas yaitu menyisakan rasa: ketidakadilan. Padahal dengan dana Rp 1 triliun, cukup untuk membangun 6.765 ruang kelas SD, atau 5.511 ruang kelas SMP, atau 4.182 ruang kelas SMA, atau 50 rumah sakit. Terlihat bahwa kebijakan-kebijakan presiden Jokowi dinilai tidak bisa memberantas kemiskinan secara tuntas. Meskipun pertumbuhan ekonomi dimasa Jokowi semakin berkembang, namun pertumbuhan ekonomi tidak serta merta langsung mengurangi tingkat kemiskinan

“Biasanya justru sekelompok kecil the haves-lah yang banyak menikmatinya, ujar Imam
Apa sebab? Setelah ditelusuri ternyata kebijakan ekonomi Jokowi menunjukkan anomali yaitu cenderung bias ke penduduk miskin pedesaan namun membuat kondisi kemiskinan pedesaan menjadi semakin buruk. Terdapat tendensi bahwa upaya penanggulangan kemiskinan lebih kondusif terhadap penduduk miskin di pedesaan di bandingkan di perkotaan.


Sebenarnya kemiskinan secara umum dapat diturunkan melalui perluasan program perlindungan sosial, peningkatan ketersediaan dan cakupan pelayanan dasar terutama pendidikan, kesehatan, sanitasi, perumahan dan listrik, serta pengembangan penghidupan berkelanjutan pada lokasi-lokasi termiskin. Dalam perspektif ini, penyediaan infrastruktur dasar yang ditujukan untuk kelompok miskin memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas modal manusia yang secara efektif akan memutus rantai kemiskinan. Point penanggulangan kemiskinan selain dengan penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan produktivitas sektor pertanian, optimalisasi akses produksi, maka dilakukan juga dengan pembangun infrastruktur seperti puskesmas dan sekolah, terutama yang di daerah.

Untuk itulah dompet dhuafa merasa terpanggil untuk ikut ambil bagian dalam memajukan ekonomi agar kemiskinan semakin berkurang. Salah satunya lewat wakaf dari individu, kelompok maupun korporasi. Sesuai visi untuk menciptakan masyarakat dunia yang berdaya. Dompet dhuafa merupakan organisasi nirlaba milik masyarakat global yang berusaha untuk pemberdayaan sosial. Filosofi dana terdiri dari zakat, infaq atau shodaqoh. Visi Dompet Dhuafa telah terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan yang berbasis pada sistem yang berkeadilan. Intinya dengan wakaf lewat dompet dhuafa, bisa membantu kelancaran dalam pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan bagi orang miskin seperti sekolah dan puskesmas. Sebagai individu tentu saja kita juga bisa ikut berpartisipasi dengan menjadi donatur. Tak perlu besar, asal rutin berdonasi ke dompet dhuafa walaupun kecil, akan sangat berguna dalam membantu menurunkan kemiskinan dan penyediaan layanan sosial bagi wilayah yang masih kekurangan. Begitu juga bagi kelompok dan korporasi, juga bisa ikut memberi donasi.







Senin, 18 Desember 2017

Masakan Rumahan Paling Laris Di Yogya

Kalau sedang wisata kuliner, biasanya makanan yang paling dicari wisatawan adalah yang enak dan ramah dikantong. Apalagi kalau makanan tersebut laris alias banyak dicari dan diserbu pembeli. Masuk akal sih, sebab siapa sih yang mau rugi? Udah bayar mahal, tapi ternyata rasanya jauh dari harapan. Nah, di kota Gudeg tempat wisata yang paling sering didatangi, ada beberapa tempat yang memenuhi kriteria yaitu sudahlah enak, murah dan familiar di lidah. Tapi kali ini hanya satu dulu yang akan saya sebutkan. 


Menurut saya, masakan rumahan tetap digandrungi karena bisa mengobati rasa kangen akan  masakan di rumah. Jadi bisa sekalian nostalgia deh, masa-masa indah sewaktu masih bersama keluarga. Apalagi bagi anak rantau yang sedang kuliah atau bekerja. Memang, sekarang sudah banyak bermunculan aneka menu yang variatif dan kreatif terutama di Yogya. Tapi menu masakan rumah tetap saja dicari anak kost, apalagi biasanya harganya jauh lebih murah dan sudah akrab di lidah. Tapi masakan rumahan yang akan saya paparkan berikut selain murah dan sudah familiar, juga terbilang sangat laris karena rasanya yang maknyus. Namanya

tribunnews.com

Brongkos Handayani di Alkid (Alun-alun kidul/selatan)
Warung ini sudah berdiri selama 48 tahun yang letaknya tepat di Jalan Gading No.2 di alun-alun selatan. Warung yang buka mulai pukul 07.00 sampai 16.00 WIB ini, selalu ramai di serbu pembeli. Mungkin karena rasa brongkosnya yang berbeda dengan yang lain. Harga brongkosnya pun murah banget yaitu pakai nasi hanya Rp.5000. Bisa ditambah dengan lauk lainnya seperti empal daging, telur atau ayam. Dulu saat kuliah saya sering makan siang disini, dan sekarang sudah lebih variatif menunya yaitu ada brongkos empal, brongkos ayam atau brongkos campur. Rata-rata banyak yang pesan brongkos campur karena nasi beserta isi brongkosnya terdiri dari ayam, telur dan empal daging yang rasanya empuk banget di lidah. Ditambah lagi kuahnya yang kental dan gurih alami, karena berasal dari kuah rebusan daging yang dipakai sebagai kuah.

Yang belum tahu apa itu brongkos yaitu sejenis sajian sayur yang diolah dari berbagai bahan diantaranya yang menonjol adalah kacang tolo dan kluwaknya. Brongkos sendiri merupakan masakan khas Yogyakarta yang katanya jarang merantau ke luar daerah alias tidak ditemui di luar kota Yogyakarta. Yah, bentuknya memang persis dengan rawon dan sama-sama memakai bumbu kluwak, hanya saja santannya yang membuat berbeda, yaitu bisa membuat rasa lebih gurih dan menambah kelezatan brongkos itu sendiri. Kelezatan dari olahan santannya inilah yang selalu dijaga oleh Warung Handayani, agar brongkosnya selalu berasa sedap.

www.kabarkuliner.com

Selain itu, keripik tempenya juga paling dicari, sebab selain garing dan krispi juga legit. Bentuknya sih, agak mirip dengan tenpe mendoan, hanya saja lebih kering. Wajar saja karena tepung beras yang digunakan untuk adonan tempe berasal dari beras yang digiling sendiri dan dijadikan tepung. Jadi bukan menggunakan tepung kemasan yang siap pakai seperti selama ini kita makan. Tempenya juga dipilih yang tidak terlalu tua (istilahnya gembel). Tak heran, meskipun warungnya sangat sederhana tapi yang ngantri tak hanya mahasiswa, namun semua kalangan mulai dari budayawan, politikus, juga artis dan para tokoh terkemuka. Tapi harap maklum, kalau libur lebaran tempe kripiknya tidak tersedia, karena yang membuat tempe juga libur menurut pemiliknya. Hehehehe....


Ceritamakan.com

Jadi bila kamu sedang di kota yang berhati nyaman ini, jangan lupa mampir karena rugi kalau tidak mencicipi rasa brongkos di kawasan alkid ini. Apalagi tersedia juga menu lainnya seperti soto ayam, nasi rames dan pecel. Meskipun yang most wantednya ya brongkos. Biasanya warung tutup sampai sore, hingga tak lama kemudian kita bisa sekalian menikmati malam yang indah di alkid ditemani wedang ronde dan jagung bakar aneka rasa.




 njogja.co.id

Sabtu, 16 Desember 2017

Serial Kisah Menguak Monster Di Keluargaku


Daun Yang Jatuh, Haruskah Membuat Pohon Bersedih?




Ketika jiwa berada dalam titik gamang malam, kecemasan menganak senandung. Esok pagi, disibukkan dengan memburu semangat hidup. Melewati debu-debu waktu. Mari kita lihat di sana. Sekumpulan insan justru berlomba-lomba. Mengejar semangat mati!  Dalam balutan indah bernama jihad. Karna surga yang indah tlah berjanji. Kini, lihatlah kembali, kenyataan yang banyak terjadi. Di wajah-wajah  yang tercetak keraguan dengan sebuah tanya,  mengapa harus mengingat mati? Selama kenikmatan dunia masih dalam genggaman. Aku ingin hidup seribu tahun lagi. Aihhhhhh......Mendadak amnesia, dengan sahabat terdekat bernama kematian. Hingga lupa bersiap-siap, dengan kedatangannya yang sudah ditentukan. Tiada guna berlindung di balik benteng yang tinggi lagi kokoh. Ataupun menaiki tangga langit ketujuh sekalipun. Karena sejatinya, batasnya sudah ditetapkan, bagi  yang masih memiliki kontrak dengan kehidupan.

Kususuri hutan mini yang dipenuhi pohon-pohon berusia ratusan tahun di sekelilingku. Aku terpaku di depan sebatang pohon yang tegak berdiri dengan beberapa daunnya yang mulai menguning. Daun menguning itu terlihat masih betah bertengger di dahan, sebelum takdir memutuskannya untuk luruh ke bumi. Begitu akhirnya beberapa helai daun jatuh, haruskah membuat pohon bersedih? Sebagaimana diriku yang kembali diingatkan oleh sebuah kabar duka yang menyayat hati. Lagi dan lagi salah satu kakak lelakiku pergi untuk selama-lamanya. Rasa kehilangan yang menyakitkan itu kembali menghampiri. Rasa yang mampu menenggelamkanku ke dalam arus deras hidup tanpa harapan, disaat satu persatu anggota keluarga terenggut dari kehidupan. Hilang dan kembali ke haribaan Tuhan dengan cara tragis dan meninggalkan sebentuk trauma mendalam. Andai satu kehilangan meninggalkan sebuah lubang trauma dihatiku, maka ada banyak lubang kini yang terbuka menganga.

Pertama kehilangan kakak sulungku yang merupakan anak kebanggaan keluarga termasuk bagi Mande (ibu) ku. Anak yang begitu istimewa menurut Mande karena sedari kecil selalu mengukir prestasi hingga akhirnya bisa mendapatkan bea siswa keluar negeri. Namun disaat hidup Uda yang kami banggakan mencapai puncak kejayaannya, monster itu seenaknya merenggutnya. Setelah sebelumnya dia juga merenggut Uda (abang) kedua yang dikenal sangat dermawan dan ramah semasa hidupnya, hingga diriku dan begitu banyak orang menangis menatap jasadnya. Bahkan ketika hendak dimakamkan, berduyun-duyun teman, kaum kerabat mengerubunginya. Begitu juga orang-orang yang hendak menshalatinya di mesjid, berebut tempat hingga penuh sampai keluar halaman. Seolah-olah mereka tak ingin melewatkan hari terakhir bersama sebelum dimakamkan. Dan korban berikutnya Mande (ibu) yang sangat kami sayangi dan kagumi. Mande sosok yang luar biasa bagi kami karena ketabahannya merawat sebelas orang anak di tengah kesulitan ekonomi.
Kerap kusesali, mengapa Tuhan tak pernah mencegah disaat monster itu datang mengunjungi satu persatu orang yang kucintai? Lalu membawa mereka pergi dengan cara yang tak ingin kami ingat seumur hidup karena begitu menyakitkan. Monster yang telah meninggalkan bekas trauma dihatiku dan keluargaku, hingga kecemasan dan ketakutan selalu menggelayutiku. Yah monster yang sedikitpun tak mengenal rasa cinta saat sudah berhadapan dengan korbannya. Mengapa oh mengapa? Sang Pemilik hidup tak mengulurkan pertolongan dan keajaibannya? disaat Monster itu telah semena-mena menyakiti dan mengambil paksa orang-orang terbaik dikeluargaku.
Pernah tiba-tiba di suatu pagi aku tersentak kala sebuah bisikan malaikat menenangkanku
. “Kamu harus ikhlas kehilangan keluargamu, karena mereka sudah tenang di alam sana. Surga telah menanti mereka karena apa yang mereka alami telah menggugurkan dosa-dosa mereka.”
Namun, aku tetap mengutuk waktu dan tidak terima akan kehilangan bertubi-tubi yang menimpaku. Menyesali diri dan merasa bersalah adalah perasaan yang teramat dalam kurasakan, selain rasa kesedihan yang melemahkan hatiku. Mengapa harus mereka? Ibu dan kakak kakakku? Bukan orang lain. Tanya itu terus terngiang di benak ini. Rasa cemas pun mendera bila mengingat kematian itu sangat dekat pada keluargaku. Sebuah wujud berupa ketakutan yang amat sangat menjelma. Beranggapan bahwa suatu hari akankah diriku juga akan meninggal karena monster itu? Bahkan hingga kini diri ini selalu berat untuk melangkah ke makam almarhum ibu dan ketiga kakak lelaki itu. Membuat rasa cemas itu kian besar menghinggapi. Kalau sudah begitu,  rasa pesimis  dan semangat hidupku pun menurun drastis. 



Bersambung .....
Tunggu kisah berikutnya dalam menguak monster yang telah merenggut satu-persatu anggota keluarga yang kucintai....



Sabtu, 28 Oktober 2017

Berkaryalah Dengan Positif Lewat Media

Di era digital seperti sekarang ini, apa sih yang tidak tersajikan? Segala imformasi meluas dengan cepat lewat media internet salah satunya jejaring sosial. Namun kudu hati-hati juga dalam bersosialisasi dengan dunia digital. Salah langkah bisa menjerumuskan diri kita sendiri. Kok bisa? Begini penjelasannya.



Pertama imformasi yang wara-wiri dengan bebasnya sekarang ini, membuat kita mudah menerima imformasi apa saja. Baik itu imformasi yang positif maupun negatif. Tentu kita harus menyaring imformasi yang di dapat. Apakah bermanfaat buat kita atau sebaliknya? Bisa mempengaruhi pikiran dan tingkah laku kita. Lihat saja seperti imformasi tentang anak-anak remaja yang dengan bebasnya menunjukkan aktivitasnya yang salah arah seperti sex bebas dan pergaulan bebas seperti dugem yang banyak dampak negatifnya. Saran saya, pilihlah media atau situs yang menyajikan imformasi penuh manfaat dan positif salah satunya situs stop narkoba


Kedua imformasi yang belum tentu kebenarannya, jangan langsung ditelan bulat-bulat begitu saja. Hati-hati dengan berita hoax yang menyesatkan dan jauh dari kebenaran. Intinya bijaklah dalam berinternet agar selamat. Tutup mata terhadap pengaruh buruk yang tersaji dengan bebasnya misalnya ajakan halus dengan mencontohkan perilaku merokok, narkoba, dugem, dan gaya hidup bebas. Semua ini tanpa kita sadari, hadir dengan bebas tanpa batasan di dunia maya.

Ketiga. Daripada ikut menyebarkan berita yang bisa memicu kebencian, alangkah baiknya bila kita memberikan imformasi yang penuh manfaat bagi semua orang. Salah satunya bisa menuliskan bahayanya narkoba, karena dapat menghancurkan masa depan dan kesehatan si pengguna. Kalau media sosial bisa kita gunakan untuk hal-hal yang positif, salah satunya mengajak teman-teman untuk menjauhi narkoba, mengapa harus menulis yang negatif atau menimbulkan perpecahan? Kita bisa memilihkan?


Keempat berhati-hatilah dalam bergaul dengan orang asing di dunia maya, yang jelas-jelas belum kita kenal. Bukan mustahil dia bisa menjebak kita dengan menawarkan sebuah barang yang mampu menarik perhatian kita. Tapi setelah barang dikirim, ternyata isinya narkoba. Serem bukan? Saran terbaik kenali seseorang saat bergaul di dunia maya, karena banyak sekarang yang suka memalsukan identitas demi sebuah tujuan pribadi.
Kesimpulannya diperlukan kecerdasan dan ketelitian dalam bersosialisasi di era digital seperti sekarang ini. Selain tetap berusaha berkarya dengan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Siapa tahu banyak berguna dan penuh manfaat bagi orang lain. Lewat ilmu dan pengetahuan yang kita punya dengan membaginya di media sosial. Satu hal lagi yang terpenting, jauhi narkoba! Agar bisa lebih maksimal dan berkarya. Setuju? J Sebab narkoba lebih  serius dibandingkan korupsi  dan terorisme, karena  bisa merusak otak yang tidak  ada jaminan sembuh. Miris....Apalagi penduduk Indonesia ± 240  juta jiwa sebagai pasar  potensial narkoba. Bahkan narkoba juga masuk ke Indonesia lewat obat-obat ilegal  penjelasannya di pintu gerbang masuknya narkoba


Rabu, 11 Oktober 2017

Hotel Murah Tapi Mewah Di Yogya

Dalam rangka anniversary pernikahan yang ke 17, saya dan suami memutuskan untuk berlibur ke kota gudeg selama 4 hari. Kenapa kami memilih Yogya? Bukan ke Bali aja? Sebab kami ingin sekalian nostalgia, mengenang masa-masa indah saat pertama kali bertemu dan jatuh cinta. So sweetttJ  Memang kami berdua sama-sama kuliah dan pernah ngekost di kota yang berhati nyaman ini. Hingga sulit move on dengan kota yang selalu dirindukan banyak orang ini. Dan hal yang pertama kali kami pikirkan ialah menginap di hotel mana? Dan dekat enggak dengan kota atau tidak jauh jaraknya kemana-mana termasuk tempat wisata. Tentu sangat berpengaruh dengan biaya transfortasinya kan? Semakin dekat biaya transfortnya akan semakin murah. Ini bisa menekan biaya selama liburan, sebab kami juga harus mengeluarkan untuk biaya kuliner dan lainnya.


Biasanya selama ini bila kami liburan, hotel yang di pesan kalau dekat kota harganya cukup lumayan diatas 400 rb-an. Sudah begitu belum tentu kamarnya sesuai harapan. Malah pernah kami mendapatkan kamar dan toilet yang sempit. Apalagi mengharapkan adanya teras/balkon buat duduk-duduk santai menikmati pemandangan. Ditemani secangkir kopi dan susu cokelat panas. Hmmmmm.....Bosan kan? Bila di kasur terus nonton tv kabel? Hehehe...Sebaliknya kalau kamarnya lebih murah, lokasinya cukup jauh dari kota. Apalagi bila memesan hotel yang dekat dari tempat wisata. Harganya lebih mahal lagi euy

Menurut saya, jangan sampai anniversary gagal hanya gara-gara hotelnya kemahalan alias tidak sesuai harapan. Sebab pernikahan kita sangat berharga dan perlu dirawat dan dijaga salah satunya dengan merayakannya kembali berdua pasangan. Bagaimanapun, ada saatnya kita jenuh dengan rutinitas dalam kehidupan rumah tangga. Untuk itulah kita perlu berbulan madu lagi. Namun tak jarang terhalang oleh berbagai alasan salah satunya tidak memiliki uang simpanan sehingga harus menabung terlebih dahulu, selain alasan anak-anak tidak bisa ditinggalkan. Sementara uang tabungan terpakai terus hingga bulan madu pun tak pernah terwujud. Lantas, kapan kita menyempatkan diri untuk bisa menyegarkan kembali hubungan kita dengan pasangan? Yang setiap harinya selalu terkurung oleh rutinitas. Apalagi bila dengan rutin melakukan bulan madu berdua pasangan, maka kita bisa terus jatuh cinta pada pasangan. Istilahnya jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama yaitu pasangan kita akan terasa romantis sekali bukan? 



Lebih lengkapnya bagaimana kita bisa selalu jatuh cinta pada pasangan, teman-teman silahkan baca salah satu buku pernikahan saya berjudul ‘aku mencintaimu’ yang trailernya bisa dilihat berikut ini


Kembali dalam memilih hotel yang sesuai harapan namun tidak menguras kantong. Saya memiliki tips sendiri dalam memilih hotel sesuai bugjet namun tidak mengecewakan.

Pertama, cek dulu lokasi hotel apakah ditengah kota atau dekat dari tempat yang ingin kita kunjungi. Ini bisa lebih menghemat biaya transfortasi karena ongkosnya lebih murah.

Kedua, perhatikan tingkatan hotelnya apakah bintang 3, 4 atau 5 karena berpengaruh dengan fasilitas yang akan kita dapatkan.


Ketiga, perhatikan rating hotel karena saya selalu pesan hotel di traveloka, maka bisa dilihat rating hotelnya. Semakin tinggi ratingnya, maka semakin baik kualitas hotel tersebut.


Keempat, ikuti atau dengar ulasan dari teman atau orang yang sudah pernah menginap di hotel yang akan kita pesan. Kalau di traveloka selalu tersedia ulasan dari setiap orang yang pernah menginap. Jadi dari review atau ulasan mereka kita biSa tahu kelebihan dan kekurangan hotel tersebut.


Kelima, tentu saja harga hotelnya karena kita bisa menyesuaikan dengan anggaran yang sudah disiapkan. Untungnya saat saya menemukan sebuah hotel murah pake banget lewat aplikasi Traveloka, rasanya seperti menemukan rejeki tak terduga.   Apalagi saya percaya bahwa harga yang tertera di aplikasi Traveloka adalah harga jujur, karena saya sudah lama memakai jasa Traveloka dan merupakan pelanggan setiaLangsung deh saya booking kamar superior dengan permintaan khusus satu bed besar.  Oh ya alamat hotelnya di jalan Taman Siswa no 150 F Yogyakarta, Indonesia, 55151.




Dengan harga dibawah 200 ribu, fasilitasnya benar-benar seperti hotel bintang 4 atau 5. Selain kamar dan toiletnya yang cukup luas dan ber ac, tersedia juga bathub. Bahkan ada wastafel, kran untuk berwudhu dan teras untuk bersantai. Surprisenya lagi, hotel ini cukup ekslusif karena hanya menyediakan 7 kamar saja. 





Pemandangan hamparan sawah dan kolam ikan Dari balkon

Jadi sebelum liburan harus segera pesan sebelum kehabisan kamar, karena peminatnya juga banyak. Alhamdulillah....Akhirnya  liburan kali ini tambah berkesan, karena menemukan hotel yang sesuai dengan idaman kami selama ini. Terima kasih banget buat Traveloka, karena sudah menyediakan pilihan menginap yang lengkap. Mulai dari yang murah sampai yang mahal tersedia.  Kereeennnn...:) Sehingga hotel yang kami dapat sudahlah bagus dan fasilitasnya oke, juga dekat dari kota tapi tidak banyak menguras kantong. Bahkan ada mushollanya juga loh, hingga kita bisa sholat disini selain di kamar. Asyik banget kanJ


 Akhirnya kami memutuskan menginap lebih lama di hotel ini. Padahal biasanya memilih menginap satu hari saja lalu pindah ke hotel lain. Memang sih, dibalik kelebihan hotel ini ada kekurangannya yaitu tidak tersedia sarapan pagi, wifi, kolam renang dan saluran tv kabel. Tapi disekitar hotel banyak yang menjual sarapan enak dan murah.




Soal wifi dan tv kabel, bagi saya pribadi kurang perlu karena sudah asyik jalan-jalan jadi tidak sempat nonton televisi dan internetan. Kecuali bagi pekerja yang ditugaskan dari kantor atau pebisnis yang lebih butuh internet. Tapi untuk liburan keluarga dan pasangan yang ingin berbulan madu, fasilitas yang ada sudah lebih dari cukup menurut saya. 


Pokoknya kalau liburan lagi akan kembali ke hotel ini, terutama saat mengajak anak-anak. Tidak bakal menyesal deh, apalagi petugas hotelnya ramah dan siap melayani. Sebab banyak juga saya dengar keluhan dimana staff hotel kurang ramah dan lambat melayani. Liburan bersama keluarga tak lagi merasa bete karena kamarnya sempit.


Kesimpulannya buang pemikiran bahwa ulang tahun pernikahan harus dilaksanakan ditempat atau hotel yang mewah dan mahal. Padahal tidak semua orang mampu atau memiliki biaya untuk itu. Kalau bisa dengan biaya yang lebih hemat tapi sakral alias berkesan mengapa tidak? Salah satunya bisa pesan hotel lewat aplikasi Traveloka yang selalu jujur menampilkan harga. Jadi harga yang dibayar sesuai dengan harga yang diterima.

Oh ya bagi pasangan yang ingin berbulan madu lagi bersama pasangan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1.      Lupakan dulu urusan anak-anak untuk sementara waktu, agar lebih fokus berbulan madu
2.      Fokuskan bulan madu untuk bersantai dan menikmati setiap detiknya bersama pasangan
3.      Rencanakan bulan madu secara bersama-sama, karena buLan madu merupakan kepentingan kedua belah pihak yaitu suami dan isteri
4.      Kalau bisa, jadikan bulan madu untuk memperbaiki komitmen pernikahan Anda
5.      SelamA bulan madu, usahakan untuk melakukan segalanya berdua, jangan malah asyik sendiri-sendiri.
6.      Nikmatilah bulan madu dengan tidak diburu-buru oleh waktu. Sama ketika Anda menikmati bulan madu pertama bersama pasangan
7.      Penting untuk diingat agar tidak menjadikan saat-saat bulan madu sebagai tempat untuk menyelesaikan masalah
8.      Yang terakhir, tak ada salahnya menyiapkan sebuah kejutan untuk pasangan. Anda bisa bekerja sama dengan pihak hotel untuk menyiapkan kejutan tersebut. Selamat berbulan madu.