Selasa, 30 Januari 2018

Ternyata Bunuh Diri di Jepang, Ada Musimnya!



Belakangan ini kembali marak kasus bunuh diri. Setelah artis-artis papan atas seperti Tommy Page dan penyanyi asal Korea, masyarakat kembali digemparkan oleh berita bunuh diri seorang ibu yang nyaris tewas karena meminum obat nyamuk cair. Tragisnya, itu ia lakukan setelah membunuh ketiga anaknya terlebih dahulu. Pertanyaannya, mengapa begitu mudahnya manusia jaman sekarang nekad menghabisi nyawanya sendiri? Seolah bunuh diri sudah menjadi berita gaya hidup dijaman modern ini. Tak salah, karena begitu ada yang bunuh diri, beritanya langsung viral, hingga bisa menjadi contoh yang tidak baik. 


 http://www.tribunnews.com

Ternyata kasus bunuh diri juga marak terjadi di Jepang, negeri yang terkenal dengan disiplin dan kemajuan teknologinya. Artinya bunuh diri tidak hanya dijalani oleh orang awam, tapi juga oleh orang yang memiliki kecerdasan tinggi seperti di Jepang. Hanya saja kalau di Indonesia bunuh diri bisa terjadi kapan saja, sedangkan di Jepang lebih sering terjadi pada musim tertentu yaitu disaat musim semi. Dimana cuaca mulai menghangat dan bunga sakura sedang mekar-mekarnya dengan indah. Kok bisa? 

Di musim yang seharusnya membuat warga Jepang lebih merasa bahagia dan ceria dengan pergantian musim dari cuaca dingin ke hangat. Setelah ditelisik, penyebabnya karena musim semi yang terjadi di awal Maret atau April adalah musim dimana dimulainya tahun ajaran baru sekolah dan awal masuk kerja setelah libur musim dingin. Artinya di awal musim inilah, para siswa yang tadinya sudah belajar mati-matian sampai di les kan oleh orang tuanya sepulang sekolah menerima hasilnya. Apakah berhasil lulus dan masuk sekolah favorit sesuai tuntutan dari orang tuanya. Bila gagal alias tidak lulus, siswa banyak yang kecewa hingga merasa malu dan tak berguna. Lalu mengambil jalan pintas dengan gantung diri atau menabrakkan diri ke kereta yang sedang melintas. Tragis memang. 

 
https://lifestyle.sindonews.com


Begitu juga para karyawan yang nasibnya di tentukan di awal musim ini, apakah kinerjanya bagus atau menurun. Bila buruk maka banyak yang tidak siap di mutasi ke cabang lain, bahkan terancam PHK. Rasa malu pada keluarga dan merasa tidak berharga bila dikeluarkan dan dipindahkan kerja, membuat mereka juga nekad bunuh diri. Perilaku menghabisi diri sendiri seperti bunuh diri bila gagal,  seolah sudah menjadi berita gaya hidup yang menular di Jepang.