Minggu, 11 Februari 2018

Meet Me After Sunset, Film Remaja Yang Beda


Ketika di undang acara ‘Press Screening’ film Meet Me After Sunset di CGV Grand Indonesia Jakarta pada tanggal 9 Februari 2018,  saya berpikir pasti film remaja yang akan rilis ini tak jauh beda dengan film remaja umumnya. Namun saat saya akhirnya menonton langsung bersama teman teman blogger, ternyata beda! Baik dari segi tema, jalan cerita,  juga pesan moral yang terkandung di dalamnya. Biasanya selama ini film remaja yang saya tonton lebih banyak mengupas masalah cinta antara lawan jenis saja dan dibarengi adegan mesra. Tapi di film Meet Me After Sunset ini dari awal cerita dibuka, tak pernah muncul adegan berupa sentuhan fisik. Bahkan perbedaan itu sudah terasa lain dengan yang pernah saya saksikan. Kesan mistis cerita dibaluti setting local kebun kertasari wilayah Ciwidey yang memukau mulai membius saya. Ditambah pesan moral yang mengandung indahnya persahabatan yang tulus dibarengi arti sebuah pengorbanan.



Kisahnya berawal dari Vino (diperankan oleh remaja tampan Maximme Bouttier) yang bĂȘte harus pindah rumah karena itu berarti dia juga harus pindah sekolah. Hal itu terlihat dari awal mula Vino memasuki sekolah baru. Tapi karena Vino tipe anak yang ceria dan supel, maka tak lama baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan tempat tinggal barunya. Lalu dimulailah petualangan baru Vino, saat ia penasaran dengan cewek bernama Gadis (diperankan dengan apik oleh aktris pendatang baru berbakat Agatha Chelsea) yang selalu keluar di malam hari dengan tudung merahnya. Vino pun berushaa mencari tahu siapa sebenarnya Gadis dan mengapa kemunculannya hanya terjadi di malam hari dengan selalu datang ke sebuah bukit. 

Penasaran, Vino pun terus terus mengikutinya. Walau awalnya Gadis tidak suka dengan selalu bersikap jutek pada Vino, namun lambat laun Gadis pun merasa bahagia menjadi teman baru Vino dan mulai menerima kehadiran Vino, karena selalu bisa menyenangkan hati Gadis dengan sikapnya yang ceria, baik hati dan tulus berteman. Sampai akhirnya Vino mengetahui sebabnya mengapa Gadis hanya bisa keluar di malam hari yaitu karena suatu penyakit yang di deritanya. Vino pun semakin perhatian pada Gadis dan berusaha keras mencoba mewujudkan satu persatu impian Gadis yang belum terpenuhi, dengan mengabaikan kesehatan Vino sendiri yang sebenarnya juga bermasalah.  

Setelah puas menonton selama 1 jam lebih, kami pun diberi kesempatan untuk melihat dan mendengar langsung kesan dan tantangan para pemain dalam memerankan film ini.
Pemeran Vino mengatakan bahwa ia sangat suka  karakternya di film ini karena banyak misterinya, sehingga ia begitu menjiwai bermain sebagai pemainnnya. Vino juga mengatakan ia sangat bangga dengan karakernya ini. Apalagi di film ini tidak begitu banyak kesulitan ia jumpai karena terbantu dengan proses persiapan sebelum hari H yaitu dengan banyak reading, ditambah peran   Chelsea sebagai Gadis yang mampu mengadapasi karakternya dengan baik. Disamping kesabaran yang dimiliki para pemainnya.


Sementara Chelsea  yang memerankan Gadis mengatakan karakternya sendiri dari awal dapat synopsis sudah langsung membuatnya begitu interesting. Mungkin karena karakter Gadis yang introvert, melankolis, pumya dunianya sendiri, serta sensitive . Menurutnya karakter Gadis bisa menjadi sebuah pelajaran baru bagi muda-mudi sebagai seorang remaja. Walau kesulitannya  selama syuting akibat cuaca yang dingin dan hujan terus, membuat Chelsea harus selalu pakai selimut tebal. Tapi dampaknya membuat mereka sesama pemain menjadi lebih akrab karena sering kumpul bareng untuk saling ngobrol demi menghadapi suhu dingin yang menggigit


Bagi yang penasaran kelanjutan kisah serunya, film ini akan tayang mulai 22 Februari 2018. Jangan sampai kamu menyesal karena tidak menonton kisah yang sarat dengan nilai persahabatan dan keluarga ini. Didukung dengan setting lokalitas yang memukau, ditambah efek khusus seperti hujan meteor. Kamu juga akan dimanjakan dengan pemandangan banyaknya kunang-kunang yang  beterbangan di malam hari bak kumpulan lampu yang menyala indah. Menambah menarik cerita film ini selain kisah filmnya sendiri.


Kamis, 01 Februari 2018

Di Ultah Ke 25, Dompet Dhuafa Semakin Memperkuat Pelayanannya

Belum stabilnya tingkat kesejahteraan penduduk di Indonesia, menggerakkan Dompet Dhuafa untuk terus berkiprah membantu mengurangi angka kemiskinan. Menurut data kesehatan, terdapat 29 juta orang miskin dan 90 juta penerima PBI (penerima bantuan iuran) Dari total 176,74 juta peserta BPJS Kesehatan, sebanyak 92 juta merupakan Penerima Bantuan Iuran (PBI).  Terlihat negara Indonesia dengan. tingkat kesenjangan paling tinggi urutan ke-4 di Dunia. Walau kekayaan perorang meningkat 6 kali lipat selama periode 2000-2016, namun menurut standar International, kekayaan rata-rata orang Indonesia masih rendah! Bila dibandingkan, total harta empat orang terkaya di Indonesia tercatat 25 miliar dollar AS, setara dengan gabungan kekayaan 100 juta orang termiskin (Oxfam International)



Selama ini Dompet Dhuafa terus memberikan bantuan di bawah 5 pilarnya yaitu
1.      Pendidikan
2.      Kesehatan
3.      Ekonomi
4.      Sosial
5.      Dakwah

Hebatnya lagi, ada 200 program Dompet Dhuafa saking luasnya. Bahkan tidak hanya membantu berdasarkan suku, agama, ras dan negara. Jadi lintas negara dan benua seperti yang dilakukan Dompet Dhuafa dengan menyalurkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan di kamp pengungsi korban perang Kamp Harjelle, Suriah pada Februari  2017. Sementara itu di bulan September 2017, Dompet Dhuafa didukung oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para pengungsi di Kamp Cox’s Bazar.

Nah, di ultah yang ke 25, Dompet Dhuafa semakin memperkuat pelayanannya dengan mencoba berkolaborasi dengan membawa budaya masyarakat Indonesia untuk terus memajukan bangsa. Salah satunya melalui konsep Social Enterprise seperti Green Horti dan kebun Indonesia Berdaya. Sebagaimana yang diungkapkan drg. Imam Rulyawan MARS sebagai Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantrofi


“Dompet Dhuafa selama perjalanan 25 tahun ini, semakin menguatkan potensi lokal dengan menjalankan konsep Social Enterprise seperti program Green Horti dan Kebun Indonesia Berdaya”.


Konsep budaya lokal ini sudah berjalan sejak tahun 2014, diantaranya lewat budaya bercocok tanam, bermasyarakat, pengobatan dan sebagainya. Bahkan diadakan pendampingan agar maksimal produksinya contohnya

-          Menggunakan pupuk organik
-          Membuat konsep agrowisata misalnya buah strawberry dibikin jus dan selai
-     Membuat brosur-brosur untuk pemasaran sayur-sayuran dan hasil kebun lainnya, salah satunya buah bit yang bermanfaat untuk penderita kanker juga meningkatkan trombosit, yang kini buah bit telah dikembangkan dalam bentuk
-          Sirup
-          Serbuk
-          Kerupuk



Dompet Dhuafa Social Enterprise memang memiliki tujuan agar tercapainya kemandirian usaha. Sebagaimana ungkapan Iwan Ridwan selaku Direktur Dompet Dhuafa Social Enterprise:
“Dompet Dhuafa Social Enterprise melakukan pengembangan dan penguatan usaha-usaha dengan berbasis Social Enterprise yang profesional menuju kemandirian usaha dan menciptakan nilai-nilai sosial dalam rangka meningkatkan pemerataan sosial, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.”


Yah, Dompet Dhuafa Filantropi dengan Dompet Dhuafa Social Enterprise memang terus bersinergi melebarkan sayap dengan berbagai program untuk bahu-membahu membangun program yang berkelanjutan. Terbukti, jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa dari tahun 1993 hingga tahun 2017 sebanyak 16.80 juta jiwa dan layanan. Sementara jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa di tahun 2017 sebanyak 1,76 juta jiwa dan layanan. Belum lagi yang di luar negara, penerima manfaat sebanyak 82.882 Jiwa dan layanan.