Sabtu, 14 April 2018

Mewujudkan Mimpi Agar Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Merata


Tak dapat dipungkiri bahwa tingginya pendapatan seseorang berdampak juga pada tingginya tingkat kesehatan individu yang bersangkutan. Wajar bila semakin rendah tingkat ekonomi dan pendapatan seseorang, maka semakin rendah kualitas makanan yang dikonsumsi. Padahal kesenjangan dalam konsumsi makanan beimplikasi pada buruknya kualitas asupan gizi, yang pada gilirannya menurunkan tingkat kecerdasan anak secara permanen. Selain itu tingkatan kesehatan yang rendah di masa kecil akan membawa pada status sosial ekonomi yang rendah di masa dewasa, karena jalur kesehatan seseorang banyak terbentuk di masa kecilnya. Sedangkan angka harapan hidup mencerminkan banyak kondisi seperti factor genetic, jenis kelamin hingga ras. Namun factor yang lebih dominan adalah kondisi sosial dan keamanan, serta tingkat kesejahteraan.



Menurut Dr. Prasetyo, tidaklah heran bila kesehatan sebagai salah satu lingkaran setan bagi kemiskinan. Dimana warga miskin secara ekonomi dapat diihat dari konsumsi makanan yang bergizi untuk menentukan kualitas kesehatannya. Selain kualitas tempat tinggal, pola makan dan gaya hidup. Apalagi banyak warga miskin yang masih mengosumsi rokok. Bahkan mirisnya lagi, semakin miskin seseorang, pengeluaran rokoknya malah semakin tinggi. Masih menurut DR. Prasetyo Widi Buwono Sp.PD, hal inilah yang harus menjadi focus bagi negara. Sebab percuma BPJS digalakkan tapi konsumsi rokok tidak terkendali. Belum lagi kesenjangan antara akses kesehatan dengan kualitas dan ketersediaan layanan kesehatan. Dimana puskesmas lebih banyak ketersediaannya di Jawa daripada di luar Jawa. Untuk itulah perlunya jaminan kesehatan di tengah kesenjangan, agar mimpi meratanya jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia terwujud.


“Tenaga medis terutama dokter, masih terkonsentrasi di daerah padat penduduk saja, terutama kota-kota besar yang menawarkan kelengkapan fasilitas, serta karir dan pendapatan tinggi. Di sebagian daerah banyak puskesmas tidak memiliki dokter, dan di beberapa daerah bahkan puskesmas-nya pun tidak tersedia,” kritik Yusuf Wibisono, Direktur IDEAS dalam pemaparannya.



Untuk itulah peran tenaga kesehatan masyarakat sangat berperan dalam mengembangkan Sistem Kesehatan Nasional ini. Sebab Universal Health Coverage tidak hanya sebatas kuratif atau hospital based melainkan juga seluruh upaya kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan palliative health. Disamping itu peran masyarakat juga dapat menggerakkan masyarakat dan stakeholder dalam rangka sinergi bersama. Seperti halnya program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang menyasar kesehatan lingkungan dimana memerlukan peran bersama, baik Dinas Kesehatan, Dinas Pemukiman, Bapeda, Desa, dengan komponen masyarakat dan NGO sebagai penggerak di masyarakat itu sendiri.

Kita tahu, Dompet Dhuafa merupakan salah satu lembaga yang concern dalam upaya memberikan solusi atas permasalahan kesenjangan akses kesehatan. Salah satu contohnya  mendirikan “Layanan Kesehatan Cuma-Cuma” dengan membangun berbagai infrastruktur dan layanan kesehatan serta modal sosial kesehatan di beberapa kota mulai dari Aceh, Palembang, Makasar, Papua, Kupang, serta 11 kota di pulau Jawa. Melalui variasi pemberdayaan kesehatan ini, diharapkan mampu membantu pemerintah dalam turut serta mewujudkan jaminan kesehatan di berbagai pelosok wilayah Indonesia. Intinya peran serta dan kerjasama dari berbagai pihak, akan lebih mempercepat tercapainya mimpi agar jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia bisa terwujud.





           

Minggu, 01 April 2018

Ada Yang Beda Di Stand Up Comedy Indonesia 8 Kompas TV



Memasuki Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) yang ke 8 Kompas TV kali ini mengusung tema “Mission Impossible” yang akan tayang perdana mulai 31 Maret 2018, dimana SUCI 8 sudah bisa dinikmati para pemirsa hingga akhirnya akan berkompetisi di panggung SUCI 8 di studio 1 Menara Kompas, Jakarta.

Adapun yang akan menjadi juri adalah comedian senior yang sudah sangat dikenal seperti Pak De Indro Warkop, Panji Pragiwaksono dan Cak Lontong. Mereka akan menilai penampilan dan lucunya materi komedi dari para komika. Akhirnya terpilihlah 15 finalis yang akan maju ke babak final di Kompas TV pada tanggal 31 Maret 2018.



“Kompas TV sebagai televisi yang independen dan terpercaya akan kembali menghadirkan Stand Up Comedy Indonesia untuk ke 8 kalinya. Selama 7 season terakhir, melalui program SUCI, telah lahir komika-komika yang memberikan kontribusi positif bagi pemirsa di seluruh Indonesia. Program SUCI tidak hanya hadir di layar televisi namun juga hadir melalui salah satu platform digital yaitu Youtube agar dapat dinikmati oleh pengguna media digital yang terus meningkat di Indonesia”, ungkap Charlie Kasim, Direktur Programming Kompas TV.


Stand Up Comedy Indonesia sendiri adalah program pencarian bakat yang secara konsisten me-regenerasi terus selama 7 tahun tanpa jeda, dimana akan memberikan kejutan Mission Impossible Show selama 3 episode dengan tantangan yang berbeda-beda. Dalam kompetisi ini komika di persiapkan untuk bisa menguasai setiap situasi saat tampil dengan percaya diri. Selama 7 musim terselenggara, SUCI telah berhasil melahirkan sejumlah komika yang sukses di dunia entertainment Indonesia.

Nama-nama komika yang telah cukup terkenal seperti Ernest Prakasa, Kemal Pahlevi, Babe Cabita, Ge Pamungkas, Dodit Mulyanto, dan Abdur Arsyad. Mereka adalah beberapa alumni komika SUCI, yang tidak hanya lucu menghibur para pemirsa, tapi juga mampu berakting dalam film layar lebar.

  Jangan lewatkan tayangan show perdana SUCI pada hari Sabtu, 31 Maret 2018 pukul 19.00 WIB hanya di Kompas TV “Independen Terpercaya”.