Setiap anak
memiliki akal dan hati, sehingga kecerdasannya tak hanya meliputi intelegensi
tapi juga emosional. Dimana kecerdasan emosi dimiliki oleh anak yang bisa memahami
orang lain, santun dan lebih peduli. Kata lainnya anak-anak yang memiliki
kecerdasan emosi akan lebih pro sosial yaitu suka berbagi, menolong dan bisa
diajak bekerjasama. Sebab kecerdasan emosi anak dapat memicu/menstimulasi
kecerdasan otak atau daya pikirnya. Jadi anak tak cukup hanya berbekal
kecerdasan intelektual saja.
Mengasah
Kecerdasan Emosi
Banyak cara
mengasah kecerdasan emosi pada anak, salah satunya lewat permainan. Dalam acara
Bebeclub Gathering di Kantarkuu Kuningan, anak-anak diajak terlibat dalam
permainan yang bisa mengasah kecerdasan emosional mereka. Permainan pertama anak-anak
diajak mendengarkan cerita yang mengajarkan untuk berempati. Dimana tokoh cerita
mencoba menghibur temannya yang takut diobati saat terluka dengan memeluknya.
Sehingga temannya yang takut itupun berani untuk diobati. Selain itu, kepedulian dan kekompakan anak diasah
lewat permainan menjadi pemadam kebakaran. Sebelum permainan menjadi pemadam
kebakaran dimulai, anak-anak coba di pancing dulu rasa pedulinya lewat
menjatuhkan beberapa peralatan yang dibawa Kakak panitia. Terlihatlah ada anak yang
langsung membantu membereskan alat-alat, dan ada juga yang baru mau membantu
tak lama kemudian setelah melihat temannya. Disini terlihat mana anak yang
cepat tanggap rasa pedulinya dan mana yang harus melihat contoh dulu yaitu
lewat teman-temannya.
Nutrisi
Pendukung Kecerdasan Emosi
Sebenarnya
kecerdasan intelektual dan emosional sama-sama terletak dalam otak atau daya
pikir anak. Dikenal dalam otak dengan nama amigdala yang berfungsi mengontrol
emosi. Nah, untuk mendukung dua kecerdasan ini, anak membutuhkan 2 nutrisi
penting yaitu:
1.
Nutrisi
umum
Terdapat
dalam makanan dengan gizi seimbang yaitu karbohidrat, protein, lemak, serat dan vitamin yang terdapat dalam
sayur-sayuran dan buah-buahan.Makanan
ini sebaiknya disajikan pada anak secara lengkap mulai dari sarapan hingga
makan malam. Termasuk memastikan dalam memberikan cemilan, dipilih yang sehat
pada anak.
2. Nutrisi spesifik
Terdapat
dalam makanan yang mengandung asam lemak essensial yang tidak dapat dibentuk
sendiri oleh tubuh, sehingga perlu asupan dari luar. Diantaranya Omega 3, EPA,
DHA, yang banyak terdapat dalam susu. Sebab susu
paling mudah diserap oleh tubuh.
Sejatinya
anak tak hanya memerlukan nilai akademis yang bagus di sekolah demi masa
depannya. Tapi anak juga harus memiliki modal untuk menyelesaikan masalah di
dunia nyata lewat kecerdasan emosionalnya. Sebab ketika anak punya hati yang
suka menolong orang lain, mereka lebih teruji untuk memecahkan masalah, karena
mereka terdorong untuk membantu orang lain. Jadi mereka berpikir bukan cuma masalah
mereka sendiri, sehingga mereka berpikir. Hal inilah yang bisa membuat IQ dan
EQ nya berjalan seimbang.
Kesimpulannya kecerdasan emosi yang sudah terasah
pada anak dapat dilihat dari kesehariannya. Misalnya ketika anak melihat ada
hewan yang kedinginan dan butuh pertolongan, teman yang sedang sedih, atau melihat
ada pengemis di pinggir jalan, otomatis ia akan berucap o,ow! Aku harus apa ya?
Sehingga munculah dalam daya pikir anak solusinya apa? Apakah ia akan membawa
kucing itu ke rumah untuk ditolong, menghibur teman dengan memeluknya atau
memberi sebagian uang jajannya pada para peminta-minta. Karena anak yang hebat
itu tak hanya cerdas intelektual, tapi juga emosional. Tentu peran ibu yang hebat
berperan menjadikan anak yang hebat juga.