Jumat, 12 April 2019

Andaliman Rasa Kampung Halaman


Senang banget rasanya bisa kembali hadir di Almond Zucchini Cooking Studio. Dalam rangka mengikuti acara Andaliman Talkshow. Bagi saya yang lahir dan besar di Medan, rempah ini tak asing lagi dan sering mencicipinya. Walau saya bukan asli orang Batak.




                                
 Napak Tilas Sejarah Andaliman


Bumbu yang sangat ajaib ini, lebih banyak dikenal oleh kalangan orang Batak. Maklumlah, tanamannya sendiri lebih banyak tumbuh di tanah Batak yaitu daerah hutan Danau Toba. Mengapa hanya di temukan di Danau Toba? Ternyata di masa lalu terjadi letusan vulkanik yang dahsyat. Bencana ini pun membawa berkah buat Andaliman bisa rumbuh liar di tanah kering yang tingginya bisa mencapai 1,5 meter. Dimana Andaliman muda memiliki warna hijau dan yang matang berwarna merah.  Sementara bila sudah kering akan berwarna hitam. Andaliman sendiri sangat cocok ditanam di hawa dingin dengan 2 cara yaitu penanaman dengan biji yang sudah matang dan kedua dengan cara Stek Pucuk. Hanya saja cara pertama persentase pertumbuhannya sangat kecil dan membutuhkan waktu lama dibandingkan dengan cara Stek Pucuk. Lebih bagus lagi di tanam di antara tanaman kopi karena kopi bagus menjadi pelindungnya.
                            


Rempah Ajaib Orang Batak


Butiran Andaliman tumbuh bergerombol dengan ranting-rantingnya yang halus. Setelah berbuah, bentuknya kecil bulat seperti merica, sehingga disebutlah sebagai mericanya orang Batak. Arti kata Andaliman sendiri yaitu tanaman cabai yang tumbuh di hutan. Dalam bahasa Inggris populer, disebut sebagai Sichuan Pepper..Aromanya yang unik dan wangi seperti buah lemon, sehingga dapat menghilangkan rasa amis pada ikan yang masih mentah.



Bumbu ini konon sudah dikenal oleh nenek moyang orang Batak, bahkan sebelum teknologi berkembang di tanah Batak, orang Batak sudah bisa menikmati berbagai masakan yang memakai bumbu Andaliman. Seperti ikan dan daging yang masih mentah yang disebut Dengke Naniura atau Manuk Naniura. Rasanya yang getir, sedikit pedas dan memiliki sensasi hangat,  berperan penting di dalam masakan ini yang di masak bersama bumbu kunyit dan asam jungga. Dan kini orang batak memakai Andaliman dalam masakan Arsik ikan, Tanggo-tanggo, Sangsang, Mi Gomak, Jagal Naniarsik dan berbagai olahan sambal seperti Sambal Rias dan Sambal  untuk daging panggang. Rasa getir atau Mangintir di lidah inilah yang memberi kesan dan kenikmatan sendiri bagi orang Batak. Sehingga tak heran, hampir semua masakan orang Batak memakai bumbu Andaliman.

Andaliman Rasa Kampung Halaman

Bagi orang Batak yang hidup di rantau, tentu sulit menemukan bumbu yang ajaib ini. sekiranya ada, pastilah harganya sangat mahal sebab distribusinya cukup sempit dan hanya secara umum digunakan pada orang-orang keturunan Batak. Sehingga begitu menemukan makanan yang mengandung bumbu Andaliman, serasa ingat kampung halaman. Sehingga tepatlah bila dikatakan Andaliman yang ditemui di luar tanah Batak, rasanya mengingatkan akan kampung halaman. 


Adalah seorang Markus Sirait, pelopor budidaya Andaliman. 



Berusaha mengobati kerinduan para orang Batak yang hidup di rantau. Beliau berupaya membuat produk makanan khas dengan rempah Andaliman. Bahkan berusaha membuat produknya agar bisa mendunia. Dikenal sebagai pahlawan lingkungan dengan memiliki lahan 55 hektare yang ditanami berbagai tanaman. Mendirikan Taman Eden, kebun sekaligus lokasi wisata populer di Toba pada tanggal 29 Desember 2007. Beraneka jenis pohon, jalur tracking dan camping ground tersedia. Selain itu, Bank Pohon didirikan di Taman Eden 100 untuk mensuplai bibit-bibit ke kawasan danau Toba, dalam rangka penghijauan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Taman Eden 100 menyediakan lokasi penanaman pohon bagi para tamu yang komitmen dalam pelestarian alam; bibit dan pamplet nama penanaman disediakan. Bapak Marandus Sirait pun mendapatkan berbagai penghargaan atas jasa dan terobosannya itu. Mulai dari Piala Kalpataru (Perintis Lingkungan) dari Presiden RI Thn 2005, hingga Piala Wanalestari dari Menteri Kehutanan 2010. Terakhir UGM Award 2013 dari Rektor Bpk Pratikno.


Demo masak dan icip-icip menu rempah Andaliman
 
Baginya “Lebih berharga menanam sebatang pohon daripada menyimpan sebatang emas di lemari besi.” 

Namun beliau berkata bahwa “Menanam itu mudah tapi yang sulit adalah memeliharanya.” 

Sehingga dibutuhkan kerja keras dan kemauan yang keras untuk menjaga kelestarian pohon dan tanaman, salah satunya Andaliman.

Misinya tidak hanya untuk tujuan bisnis, tapi juga demi pemulihan ekosistem serta meningkatkan ekonomi budaya lokal.

Ini Dia Keajaiban Andaliman



Selain mengandung berbagai vitamin, kalori dan mineral, Andaliman memiliki berbagai khasiat sebagai obat herbal yang alami. Jadi tidak hanya sebagai penyedap masakan saja. Adapun keajaiban Andaliman diantaranya :

 1. Sebagai antioksidan alami yang sangat baik untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap segala serangan radikal bebas
2. Sebagai penambah darah
3. Melancarkan peredaran darah dan menghindari penggumpalan 
4. Menyehatkan mata dan menjernihkan pandangan
5. Menguatkan tulang dan gigi
6. Menjaga kinerja otak
7. Mencegah kulit wajah pucat
8. Melancarkan menstruasi 
9. Sebagai bahan untuk aroma terapi.



Andaliman Siap Go Internasional        

Dengan adanya distribusi produk rempah Andaliman baik di dalam maupun di luar negeri, tentu dapat mengobati kerinduan orang-orang Batak yang ada di rantau, salah satunya saya yang lahir dan besar di Medan. Dimana sebelumnya masih sulit menemukan rempah ajaib khas Toba ini. Bagi orang Batak di rantau, menikmati produk Andaliman akan serasa berada di kampung halaman sendiri, Danau Toba. Sehingga tepatlah dikatakan Andaliman rasa kampung halaman. Pahit getirnya hidup di negeri orang, akan kembali terasa hangat dengan mencicipi bumbu Andaliman lewat variasi produk-produknya.         

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar