Mom Blogger Community

Mom Blogger Community
Member Of MBC

Kamis, 12 November 2015

Haruskah Perselingkuhan Berakhir Dengan Perceraian?




Sejak dulu saya sangat tertarik mencari tahu hal seputar pernikahan. Bahkan sedari kecil saya sudah hobi membaca rubrik pernikahan di majalah wanita dan fenomena seputar rumah tangga di Oh Mama Oh Papa majalah kartini. Hingga begitu menekuni dunia menulis, saya pun lebih banyak menulis tema pernikahan. Mulai dari cerpen cerpen saya yang dimuat di majalah-majalah wanita seperti bukan pernikahan cinderella, Memaafkan, ketika merpati patah sayapnya dan cemburu gila. Untuk buku-buku selain menulis tema pernikahan seperti surat cinta untuk suamiku, aku mencintaimu, dan larangan dalam pernikahan yg dalam proses terbit. Saya juga senang berburu buku pernikahan baik nonfiksi seperti menikah untuk bahagia Nunik noveldy dan fiksi salah satunya novel selingkuh karya Paulo Coelho seperti dibawah ini.



Di dalam buku ini di kupas sbb menurut review saya :)

Jatuh cinta memang indah rasanya. Membuat seseorang merasakan euforia dan kepanikan sekaligus. Mendadak hidup lebih bergairah dan penuh tantangan. Namun apa jadinya bila pasangan jatuh cinta pada selain suami atau isterinya sendiri? Maka perselingkuhan bisa menjadi peluang yang terbuka lebar di depan mata. Baik itu dilakukan secara terang-terangan maupun hanya dipendam saja di dalam hati. Tak heran, daftar perceraian akan semakin panjang saja di KUA. Sejatinya jatuh cinta diharapkan berkali kali pada orang yang sama yaitu isteri atau suami sendiri. Namun siapa yang bisa menebak datangnya panah cinta dari pihak luar selain suami seperti yang dialami tokoh Linda dalam novel ini? Seorang jurnalis berusia pertengahan tiga puluh dengan anak anak yang hebat dan suami yang sempurna. Tak ada yang kurang dalam kehidupan pernikahannya.

“Linda tahu dia perempuan yang beruntung. Tapi setiap pagi, begitu membuka mata menyambut hari baru, dia merasa ingin tidur lagi.”

Begitulah kenyataan yang dihadapi Linda sang tokoh. Meski teman-temannya menyarankan dia minum obat saja, yang di duga mengidap depresi. Tetapi Linda memilih untuk menajamkan rasa kehilangan semangat dan kesepiannya, tak ingin menumpulkannya. Sampai akhirnya Linda terjun kedalam suatu petualangan nekat dan tak terduga yang mampu membangunkan dirinya yang dulu, yang dikiranya telah hilang sejak dia menjadi isteri baik-baik, ibu penuh cinta, dan jurnalis yang ambisius. Selain rutinitas yang selalu ia jalani selama bertahun-tahun bersama anak dan suaminya. Semuanya berubah saat Linda bertemu kembali dengan mantan pacarnya semasa SMA dulu.

“Apakah aku ingin mencoba membuktikan kepada Jacob bahwa aku wanita yang mandiri, bebas, berkuasa penuh atas diriku sendiri? Apakah aku melakukan hal itu untuk membuatnya terkesan atau apakah itu hanya upayaku untuk meloloskan diri dari ‘neraka’ seperti yang disebutkan temanku.” (hal 39)
Suara hati Linda yang mencoba mempertanyakan mengapa ia bisa melakukan selingkuh tanpa pernah ia niatkan begitu memasuki pernikahan.

Jacob, selingkuhannya mampu membuatnya merasakan hidupnya tak lagi membosankan. Yah, kejenuhan dalam pernikahan akhirnya mencampakkannya dalam sebuah lubang hitam yang dalam bernama depresi. Ia temukan tantangan hidup itu bersama mantan pacarnya Jacob yang bergelut di bidang politik. Sementara bersama suaminya, ia merasakan hidup tak lagi menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang bisa membuat adrenalinnya terpacu kencang bak menaiki roller coaster. Terutama dalam hubungan seksual yang mulai ia rasakan tak lagi meledak-ledak penuh gairah seperti dulu. Sebagaimana kalimat yang tertulis di bagian novel ini.
“Kata mereka seks dalam perkawinan hanya menarik selama lima tahun pertama, dan setelah itu dibutuhkan sedikit imajinasi.” (hal 15)

Sampai suatu ketika Linda sendiri yang memutuskan untuk mengakhiri perselingkuhannya. Meskipun Jacob meradang mendapati kenyataan Linda takkan pernah lagi memuaskannya. Padahal Jacob sendiri telah memiliki seorang isteri yang cantik, sempurna dan selalu mendukung karirnya dibidang politik. Hanya saja, Jacob tak merasakan dirinya yang seutuhnya bersama Konig isterinya karena dirasa begitu dominan baginya.

 Novel bertema skandal perselingkuhan antara jurnalis cantik dan politikus tampan bersetting negara Swiss ini, seolah menyadarkan kita bahwa menikah bermodalkan cinta saja tidaklah cukup. Setelah sekian tahun cinta akan bertambah ataukah semakin berkurang? Karena yang namanya cinta adalah kata kerja yang membutuhkan kerja keras terus menerus untuk menjaga dan menumbuhkannya. Sebagaimana penggalan kalimat dalam novel ini.
                                          
“Cinta saja tidak cukup. Aku harus jatuh cinta pada suamiku. Cinta bukan hanya perasaan; cinta adalah seni. Dan layaknya seni apapun, cinta tidak hanya membutuhkan inspirasi, melainkan juga banyak kerja keras.” (hal 230)

Akhirnya Linda kembali berusaha untuk bisa jatuh cinta lagi pada suaminya, meskipun harus bekerja keras untuk memunculkannya kembali. Ia yakin, bila memulainya dengan memberi kasih dan cinta lebih dulu, maka tidak mustahil hubungan cintanya bisa kembali bergairah seperti awal ia bertemu suaminya. Yah, “Hanya kasih sejati yang dapat bersaing dengan cinta-cinta lain manapun di dunia ini.” (hal 311)
 Suami Linda yang sepertinya tahu telah terjadi sesuatu pada isterinya, tetap menerima isterinya kembali.  Sebagaimana ucapannya yang berhasil membuat Linda dipenuhi air mata haru.

“Aku mengendalikan kecemburuan yang kurasakan karena dirimu, dan aku senang karenanya. Kau tahu mengapa? Karena aku selalu harus menunjukkan bahwa aku layak mendapatkan cintamu. Aku harus berjuang bagi perkawinan kita, bagi kesatuan kita , dalam cara-cara yang tidak ada hubungannya dengan anak-anak kita. Aku mencintaimu. Aku akan menanggung apapun, apapun juga, untuk  selalu memilikimu disisiku. Tetapi aku tidak dapat menghentikanmu jika kau ingin meninggalkanku suatu hari nanti. Jadi jika hari itu tiba, kau bebas untuk pergi dan mencari kebahagiaanmu. Cintaku padamu lebih kuat daripada apapun juga, dan aku tidak akan menahanmu dari menjadi bahagia.” (hal 262)

Apalagi setelah mendengar kejujuran suaminya tentang mimpinya yang telah lama ia pendam lama. “Menjual semua yang kumiliki, membeli perahu, dan berkeliling dunia bersamamu," ucap suaminya (hal 287)

Paulo Coelho mampu menutup ending novel ini dengan sebuah akhir yang manis karena akhirnya perceraian tidak sampai menyentuh pernikahan Linda dan suaminya. Tak heran novel ini masuk rak besst seller, meski tak sefenomenal best sellernya buku The Alcemis Paulo Coelho yang banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa. Jadi tak selamanya jatuh cinta pada selain pasangan akibat kejenuhan harus berakhir dengan perceraian bukan? Bila pasangan suami isteri mau dengan berendah hati untuk saling instropeksi diri dan berusaha keras kembali menumbuhkan cinta bersama. 



Menyikapi terjadinya perselingkuhan selain mengatasi kejenuhan secepatnya saya jadi ingat saat   mengikuti kopi darat sekolah pernikahan bulan Juni yang lalu, saya terkesan dengan ucapan nara sumber dalam acara tersebut yang selalu mengatakan pada istrinya
“Tolong jaga saya,” ucapnya.
Makna kalimat diatas diungkapkan oleh nara sumber bukan tanpa alasan. Sebagai manusia biasa, dia memiliki kelemahan sebagaimana manusia lainnya yaitu mengalami fluktuasi dalam keimanan. Bisa jadi saat ada wanita yang menggodanya, imannya sedang lemah atau turun drastis. Untuk itulah ia meminta dengan kerendahan hati agar isterinya mau ikut menjaganya dari godaan tersebut. Apalagi saat kondisi psikis sedang lemah atau down karena masalah. Maka dalam kondisi seperti ini akan mudah tergelincir dalam godaan wanita atau pria lain.

Biasanya menurut nara sumber orang luar yang membuat kita tergoda juga sedang mengalami kemunduran iman atau kondisi psikis yang sama dengan kita. Jadi besar kemungkinan sinyal nya saling memangggil . Untuk itulah betapa pentingnya kita menjaga diri dan meminta pasangan suami atau isteri kita juga ikut menjaga diri kita..

Menjaga disini bukan berarti bertindak sebagai satpam yang terus mengawasi pasangan 24 jam. Istilahnya ‘menjaga’ adalah saling memberi kekuatan agar masing masing tidak mudah jatuh ke dalam lubang perselingkuhan. Lewat kekuatan cinta yang terus ditumbuhkan dan dipelihara bersama.
Penting bagi suami ataupun isteri untuk memiliki kesadaran diri apa kelemahan dirinya dan kapan kondisi dirinya sedang lemah dan rentan terhadap godaan yang datang. Ini merupakan salah satu antisipasi agar tak terjebak dalam hubungan yang rumit yaitu perselingkuhan. Selain menjaga hubungan pernikahan tetap harmonis bersama pasangan.Yah, maraknya perselingkuhan belakangan ini merupakan pemicu terbesar terjadinya perceraian. Moga pernikahan kita terhindar dari virus menyakitkan ini, karena pasangan kita begitu berharga. Amin....:)

Rabu, 11 November 2015

Lewat Uber, Perjalanan Menjadi Lebih Murah, Aman Dan Nyaman.



Saat mendapat colekan dari Mak Tanti untuk ikut  undangan dari Uber bersama komunitas emak-emak blogger, saya masih bingung Uber itu taksi atau bukan ya? Daripada bingung saya pun mendaftar aja ikutan acaranya. Sebenarnya bisa saja sih saya mencari info lewat mbah google tentang apa itu Uber. Tapi lebih puas lagi bila datang dan bertemu langsung ama pihak Ubernya kan? Apalagi pas ada acaranya di Jakarta. Kapan lagi pikir saya, demi memuaskan rasa ingin tahu lebih luas lagi. 




Akhirnya tanggal  10 Nopember 2015 tepat pukul 12 siang  di sebuah Resto Kinara Cuisine India kemang raya, kami dari emak-emak blogger mendengar penjelasan langsung bahwa Uber itu sebenarnya hanyalah sebuah aplikasi Mak, jadi bukan nama taksi seperti pikiran saya. Jadi kita bisa pesan taksi dan mobil tumpangan dengan mengaktifkan Aplikasi Uber. Caranya juga bisa dilihat di id.wikihow.com/Menggunakan-Uber


 Dimana aplikasi ini memungkinkan seseorang bisa langsung terhubung dengan driver yang siap mengantarkan ke mana saja, selama masih di dalam kota yang bersangkutan. Misalnya kita mau ke daerah kuningan, maka langsung buka aplikasi Uber dan pesan mobil/tumpangan handal seperti apa yang kita inginkan. Mulai  dari tumpangan rendah biaya sampai yang premium dalam hitungan menit. Bahkan istimewanya lagi kita bisa tahu jenis mobil, plat dan warna mobil jemputan yang kita pesan.


Satu lagi imformasi yang memuaskan saya bahwa Uber bekerja sama dengan jasa rental mobil yang jelas-jelas memiliki lisensi yang sah. Artinya sudah berbadan hukum. Jadi, kalau ada apa-apa mudah dicari pihak yang bertanggungjawab. Penting banget nih soal keamanan disamping kenyamanan, karena sebagai perempuan kemanan dalam bepergian itu no 1 buat saya.  Soal kualitas mobilnya tak diragukan lagi, yaitu mobil harus memenuhi spek minimal, misalnya harus dilengkapi airbag. Tahun keluarannya juga diperhatikan. Dengan begitu, calon penumpang harus nyaman. Oh ya, kalau ada apa-apa, aplikasi Uber juga menyediakan tombol feedback bila penumpang merasa tidak dilayani secara memuaskan. Driver atau jasa rentalnya tentu tidak mau kena blacklist saat ada penumpang yang komplain. Keren......


Nah, ini nih yang paling ingin diketahui emak-emak seperti saya soal pembayarannya, bahwa tarif Uber lebih murah daripada taksi euy..Maklum emak-emak kan teliti soal pengeluaran. Jadi bisa lebih berhemat dari pada naik taksi yang biasa kita panggil di jalan. Apalagi bila pesan taksi lewat Uber, kita sudah diberitahu duluan alias harga ongkosnya jelas sampai ke tujuan. Jadi gak deg-degan menebak-nebak berapa tarif yang harus kita bayar, apakah kemahalan dan tak sesuai harapan.  Pengalaman saya saat naik taksi yang suka melirik-lirik argo takut kemahalan dan uangnya gak cukup hahahaha... 


Cuma satu,  kenapa Uber harus dibayar secara non tunai yaitu lewat kartu kredit yah? Kenapa gak cash aja langsung seperti naik taksi yang lain, kan lebih gampang, batinnya saya protes. Berhubung saya belum punya kartu kredit. Tapi setelah dipikir pikir, mungkin demi kenyamanan dan kemudahan. Apalagi emak-emak biasanya suka rempong. Uang ketinggalan lah, atau jatuh di jalan. Makanya pembayarannya pake kartu kredit biar terhindar dari resiko pencurian bila bawa uang tunai dan berjaga-jaga dari uang yang hilang. 


Kayaknya saya mulai berpikir untuk bikin kartu kredir agar bisa pesan taksi lewat aplikasi Uber. Jadi gak hanya untuk belanja saja, maklum perempuan suka tergiur ama barang diskon yang banyak promonya dari kartu kredit. Motto saya saat bepergian hati senang, uang aman, dan anak tenang saat naik tumpangan lewat aplikasi Uber akan tercapai, karena mobil nyaman saat membawa anak-anak. Intinya lewat aplikasi Uber kita bisa mendapatkan tumpangan yang sesuai, baik dari segi kenyamanan,  gaya dan anggarannya. Sesuai Uber yang dengan bangga membuat tagline “Kemampuan memilih adalah keistimewaan.” Jadi, masih tertarik menguber taksi dan mobil tumpangan lain? ? Bila ada yang lebih nyaman dan aman seperti Uber.:)