Mom Blogger Community

Mom Blogger Community
Member Of MBC

Kamis, 21 Maret 2019

Drama Mendebarkan Saat Operasi


Sedari kecil anakku Alisha (10 thn) mudah sekali sakit batuk dan demam. Minum es sedikit, langsung tenggorokannya meradang disertai panas tinggi. Atau ketika jajan sembarangan terutama makanan yang gurih, pasti langsung batuk dan meriang. Akibatnya, jadi sering bolak-balik ke dokter dan harus minum antibiotik. Kasian juga sekaligus khawatir kalau sering-sering minum antibiotik. Ternyata setelah beberapa kali berobat, akhirnya ditemukanlah bahwa anakku memiliki amandel. Pantangannya sudah pasti jangan minum es dan makanan yang gurih-gurih. Padahal Alisha suka banget minum es krim. Saya rasa semua anak pasti suka es krim, jadi saya tidak tega melarangnya terus minum es krim.


                     Tadinya sempat nangis dan menolak gak mau di infus

Setelah beberapa kali kumat amandelnya, oleh dokter menganjurkan operasi bila dalam jangka waktu dekat kambuh lagi. Mendengar kata operasi, saya pun sedikit takut dan ngeri. Membayangkan Alisha yang masih kecil dan badannya juga kecil (keturunan emaknya kalau ini mahJ) harus dibedah dengan pisau operasi. Jadi merinding saya membayangkannya. Walaupun setelah banyak bertanya pada teman yang anak dan keponakannya juga pernah operasi amandel dan baik-baik saja, tetap saja saya masih gemetaran membayangkan Alisha harus berada di meja operasi. Kalaupun harus operasi, saya ingin menunggu Alisha agak besar dulu yaitu ketika remaja. 

Segala usaha pun saya kerahkan agar amandel Alisha tidak muncul lagi atau setidaknya mengecil. Sebab kata dokter amandelnya udah besar, ada dua buah lagi nangkring di tenggorokan. Duh!....Sepertinya sakit amandel anakku keturunan dari ayahnya, yang waktu kecil juga kena amandel dan sampai disuruh operasi. Salah satunya dengan memantau jajannya dan membuatkannya perasan lemon yang dicampur air hangat dan madu setiap harinya. Sebab katanya bisa mengobati batuk, sakit tenggorokan dan amandel. Tapi ternyata kalau sudah besar amandelnya, cara ini kurang ampuh. Jadi hanya sebagai pencegahan saja sebelum batuk atau amandel membesar. Alisha pun kembali berobat karena lagi-lagi amandelnya kumat.

“Saya kasih rujukan untuk operasi yah Bu,” jelas dokternya. Deg! Saya pun mati gaya dan pulang dengan rasa cemas di hati. Menunggu saat hari operasi tiba. Sebelumnya Alisha diberi obat dulu sampai sembuh sakit batuk demamnya akibat amandel. Barulah beberapa hari kemudian kami pergi membawanya ke R.S Ummi di Bogor. Pagi Alisha masuk ruangan kelas 2, lalu sehabis maghrib baru operasi akan dilaksanakan. Begitu masuk kamar operasi, saya dan suami menunggu di luar kurang lebih 1 jam sambil harap-harap cemas. Pikiran pun dipenuhi rasa khawatir, bagaimana kalau Alisha anak kami yang masih kecil tidak bisa diajak kerjasama selama operasi? Padahal begitu masuk setelah ditanyakan riwayat penyakit dan alergi obat, Alisha langsung di bius umum. Jadi tidak sadar saat dioperasi. Sebab bila dibius local, anaknya masih sadar. Takutnya malah berontak atau menolak ketika dioperasi, jelas perawat. Barabe kan? Jelas berbeda ketika saya menjalani operasi caesar ketika melahirkan Alisha, yang dibius tapi masih sadar. Kami pun tak berhenti berdoa dan berzikir, agar operasi berjalan lancar.


                       WA Alisha yang bikin emaknya makin ketar-ketir:)

Drama itu pun dimulai, ketika tak lama kemudian dokter memanggil salah satu dari kami orangtuanya. Saya pun menganjurkan ayahnya saja yang masuk, sebab saya sendiri masih diserang rasa takut, sambil bertanya-tanya dalam hati, ada apa ya? Apa yang terjadi dengan Alisha di ruang operasi? Pikiran parno pun bermunculan, membuat hati semakin tidak tenang. Ditambah lagi beberapa menit kemudian terdengar suara tangis anak- anak dari kamar operasi. Saya kian gelisah dan ingin tahu suara anak siapa itu yang nangis terus? Apa suara anak saya? Tapi kok ayahnya belum keluar juga memberitahukan saya keadaan yang sebenarnya?  Dan, begitu pintu kamar operasi dibuka, terlihatlah Alisha meringkuk di kasur sambil menangis kejer-kejer sembari memanggil-manggil 

“Mamaaaa, Mamaaa, sambil tetap menangis.” Spontan saya menyelimutinya, agar tidak kedinginan sembari membawanya kembali ke kamar bersama perawat dan ayahnya. Alhamdulillaah setelah saya keloni dan usap-usap punggungnya selagi menangis, Alisha pun tertidur juga. Hhhh! Legaaa melihatnya sudah selesai di operasi lalu mulai tenang dan tertidur pulas. Ternyata keesokan harinya setelah saya tanya, Lisha mengaku kalau sehabis operasi tenggorokannya sakit sekali, jadi dia pun nangis karena terkejut. Ya iyalah batin saya, sebab sehabis di bedah oleh pisau, pasti nyeri. Saya pun memeluknya dan memberi pujian bahwa Lisha anak yang hebat dan berani, karena berhasil melewati rasa sakitnya, mulai dari disuntik infus dan hingga disuntik saat ambil darah. Saya aja emaknya takut  di suntik hihihi… Akhirnya drama satu jam selama operasi dan satu jam sesudah operasi berhasil terlewati dengan doa-doa dan rasa cemas tak keruan.



Tips singkat bagi yang anaknya akan operasi amandel 

1.      Sebelum operasi, pastikan badan anak sehat dan sudah fit.
2.      Berikan anak makan yang ia sukai dengan kenyang, karena 6 jam sebelum operasi harus puasa
3.      Kuatkan mental anak bahwa operasi hanyalah tindakan yang tidak menakutkan, agar anak tidak ciut nyalinya. Walau emaknya sendiri udah ciut dulu membayangkannya
4.      Terakhir yang juga penting dan lupa saya terapkan, jelaskan pada anak bahwa setelah operasi dia akan merasakan sakit tapi hanya sebentar, agar anak tidak shok dan terkejut sehabis operasi ketika obat biusnya hilang.  Sebab suntikan anestesi atau obat penghilang rasa sakit, baru bisa dilakukan ketika efek obat bius sudah hilang. Alias menunggu anaknya sadar dulu dan merasakan sakitnya dengan wajar. 

                        Alhamdulillah Alisha sudah bisa beraktifitas lagi

Tips sesudah operasi amandel

1.      Berikan minuman dan makanan yang cair-cair dulu, karena tenggorokannya masih sakit dan benang operasinya belum lepas. Seperti minuman yang dingin-dingin yaitu es krim dan susu dingin. Bahkan minumnya juga harus yang dingin, demi mempermudah menghentikan pendarahan. Jadi berbalikan saat masih sakit amandel, yang justru di larang minum yang dingin.
2.      Baru setelah dua tiga hari makan bubur dan yang lembut-lembut dulu
3.      Setelah beberapa hari kemudian dilanjutkan dengan makan nasi tim, sebelum makan nasi keras. Alisha setelah kontrol ke dokter yang kedua yaitu sepuluh hari kemudian dihitung saat kontrol yang pertama,  baru bisa makan nasi. Alhamdulilah Alisha makin lahap makannya dan ngidamnya minta nasi goreng. Semoga setelah operasi ini, Alisha makin berisi badannya, karena sudah tidak sakit-sakit lagi gara-gara amandelnya sering kumat. Aminnn….