Mom Blogger Community

Mom Blogger Community
Member Of MBC

Kamis, 20 Januari 2022

Tips Mengatasi Trauma Secara Tepat


Story


"Impian setiap wanita adalah bisa menikah dengan orang yang ia cintai dan mencintainya.  Namun kehilangan berkali-kali orang yang kucintai secara tragis, membuatku bertanya-tanya lagi apakah aku masih berhak mendapatkan cinta dan memiliki rasa cinta? Sebut saja namaku Riri. Aku didera rasa trauma untuk kembali mencintai seseorang yang mencintaiku. Yah, sudah berkali-kali aku menjalin hubungan dengan pria, namun selalu kandas ketika akan menikah. Padahal semua pria yang menjalin hubungan denganku rata-rata serius untuk menjadikanku istrinya. Namun apa daya, ada saja kejadian yang membuat hubungan percintaanku tidak sampai ke jenjang pernikahan. 


Calon mempelai pertamaku meninggal mendadak sehari sebelum pernikahanku. Lalu setelah aku berhasil menemukan kembali jodohku, tiba-tiba saja di hari pernikahan keduaku, mempelai pria mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Padahal para kerabat dan undangan serta penghulu pernikahan sudah hadir. Akhirnya pernikahan yang tadinya membuatku bahagia, harus berakhir dengan tangis yang menyesakkan dada. Lagi-lagi setelah aku berhasil bangkit, calon pengantin pria ketigaku tiba-tiba meninggal karena sakit. 


Bayangkan, begitu dekat hari pernikahan, lelaki yang menjalin hubungan denganku pasti meninggal entah karena sakit atau kecelakaan. Aku jadi bertanya-tanya, mengapa setiap pria yang mencintaiku  umurnya menjadi pendek? 


Kadang aku berpikir apa aku wanita pembawa sial? Sehingga setiap pria yang mendekatiku akan bernasib sial juga.  Trauma itu begitu membekas, membuatku sempat takut menjalin hubungan yang serius lagi hingga menginjak usia hampir kepala empat, aku belum juga menikah. Bukan karena aku tidak berusaha menjemput jodohku. Namun jodoh tetap menjadi sebuah misteri bagiku.


Puji syukur akhirnya mitos yang sempat kupercayai bertahun-tahun terpatahkan bahwa akulah penyebab meninggalnya semua calon pendampingku. Akhirnya Tuhan mendatangkan jodohku walau di usiaku yang tidak muda lagi. Ternyata bagiku dan bagi beberapa orang yang tak percaya akan takdir cinta, mitos ini mungkin saja muncul. Satu hal yang akhirnya kuyakini, kejadian ini membuatku percaya satu hal bahwa selalu ada harapan dalam cinta. Sapa dan sambutlah dengan mesra ketika cinta menyapa.  Namun jangan kecewa bila ia pergi begitu saja. Sebab tak ada yang bisa mengubah takdir cinta. Jadi, bagi yang belum menemukan jodohnya, jangan berputus asa yah."

Setiap orang pasti pernah mengalami trauma dalam hidupnya, baik ringan hingga berat. Namun setiap orang pasti berbeda-beda dalam menghadapinya.



A. Apa Itu Trauma


Sederhananya trauma itu adalah ketika kita mengalami kejadian di masa lalu entah itu yang menegangkan atau menyakitkan, tapi kita tidak dapat melupakannya dengan terus terbayang-bayang walau kejadian itu sudah selesai dan sudah tidak kita hadapi lagi. Seperti kasus Riri dalam kisah di atas yang butuh beberapa tahun untuk bisa membuka hatinya kembali untuk mencintai dan menjalin hubungan dengan lawan jenis. Minimal dalam waktu satu bulan kita belum juga bisa menghilangkannya dari pikiran kita. Akibatnya kita menjadi

1. Tidak produktif dalam hidup seperti saat sebelum kejadian misalnya yang tadinya bersemangat menghasilkan sebuah karya atau pekerjaan, menjadi kurang maksimal dan kehilangan semangat untuk menyelesaikannya.

2. Membatasi diri dengan dunia luar dengan cara menarik diri

3. Menghindari obrolan yang mengingatkan dengan kejadian dan situasi yang telah membuat kita trauma. 

4. Adanya perubahan perilaku,  kepribadian dan emosi secara mendadak dan menetap. Menjadi lebih gelisah, putus asa, dan cemas sepanjang waktu.




Biasanya trauma berhubungan dengan 

- Kehilangan

- Kecelakaan 

- Kekerasan dalam hubungan

- Situasi perang

- Bully

- Perceraian 

- Penculikan

- Perkosaan

- Luka pengasuhan 

 


Trauma sendiri bisa muncul dalam dua bentuk respon yaitu :


1. Trauma yang berhubungan dengan rasa takut misalnya kecelakaan, dibully, situasi perang, bencana alam dan penculikan


2. Trauma yang berhubungan dengan rasa cemas misalnya kehilangan orang yang dicintai, perceraian, kdrt dan perkosaan.


Lalu, apa yang membedakan antara trauma dan ketakutan biasa? Saya akan memberikan contoh. Beberapa tahun yang lalu, saya pernah ditabrak oleh sepeda motor ketika ingin menyebrang ke sebuah toko buku. Padahal saya sudah berhati-hati dan selama ini tidak pernah mengalami kecelakaan di jalan raya.  Tentu saja saya shok dan takut sebab kepala saya sampai bocor dan dijahit, hingga saya sempat mengalami vertigo. Namun ketakutan saya hanya berlangsung sebentar dan beberapa hari kemudian sudah hilang alias tidak sampai menetap hingga berbulan-bulan bahkan tahunan. Saya mulai berani lagi bepergian dan naik motor. Berbeda bila saya masih trauma, maka reaksinya saya akan takut bepergian dan bertemu jalan raya, bahkan sampai takut naik motor sampai sekarang. Jadi kesimpulannya kita dikatakan masih mengalami trauma bila ketakutan yang kita alami berlangsung secara terus-menerus dan menetap. Kalau begitu, sudah saatnya kita meminta bantuan profesional seperti pergi ke psikolog. 


B. Tips Mengatasi Trauma


Trauma yang dibiarkan berlarut-larut dan tak segera ditangani dengan baik, akan membawa kehancuran bagi masa depan. Untuk itulah penting kita tahu bagaimana bisa keluar dan bangkit dari trauma. Langkah awal mengatasi trauma secara tepat yaitu :


1. Menerima dan mengakui trauma dengan meyakini bahwa itu semua adalah takdir dari Tuhan untuk membuat kita tumbuh lebih kuat lagi. 


Tips berikutnya bisa ditonton di youtube ini

Tips Mengatasi Trauma Secara Tepat