sumber foto pusatmedik.org
Setelah kita berbicara tentang investasi yang paling menguntungkan dari Investasi Cinta, bisa di baca disini bagi yang belum tahu apa itu Investasi Cinta. Pastilah kamu masih kepo, apa sih manfaatnya berinvestasi cinta? Berikut beberapa manfaat Investasi Cinta sesuai ilmu pernikahan yang sudah saya sarikan dari berbagai seminar dan buku-buku pernikahan, juga dari pengalaman pernikahan yang saya alami.
1.Meningkatkan
kekebalan tubuh
Ketika saya mengikuti seminar pernikahan dengan
tema ‘komunikasi dalam pernikahan’ Elly Risman sebagai nara sumber mengatakan
bahwa bila seorang isteri sering sakit-sakitan, maka pasti ada yang tidak beres
dengan suaminya. Begitu pula sebaliknya bila suami sering sakit-sakitan maka
pasti ada yang tidak beres dengan istrinya. Sungguh saya tergelitik dan
tercenung hingga merenung mendengar ucapan beliau.
Tentu maksud Elly Risman bukan menyalahkan
suami atau isteri atas penyakit yang diderita pasangannya. Hanya saja perlu
kita pertanyakan bagaimana kualitas hubungan dan cinta mereka? Meskipun salah
satu penyebab penyakit datang akibat dari gaya hidup dan pola makan yang salah.
Namun jangan lupa, ada factor lain
sebagai pencetusnya yang tak bisa kita singkirkan begitu saja salah satunya
stress. Dimana bila manusia dalam keadaan stress, maka saat itulah imun atau
kekebalan tubuhnya berkurang drastis. Sehingga begitu mudahnya penyakit masuk
karena lemahnya antibodi penyerang datangnya penyakit. Dan salah satu stress
dalam hidup adalah stress dalam menjalani pernikahan.
Wajar karena yang namanya kehidupan rumah
tangga memiliki masalah yang lebih kompleks. Mulai dari stress mengurus anak dan
dalam bekerja demi menghidupi keluarga. Belum lagi stress yang ditimbulkan akibat
karakter yang berbeda juga dari keluarga besar kedua belah pihak dsb. Semua
masalah ini bila tak dijalani dengan cinta, maka akan terasa sangat berat! Bila
masih ada cinta, maka masalah apapun dapat dihadapi berdua. Karena cinta
jugalah maka pasutri mau terus belajar bagaimana cara membangun cinta hingga
modal cinta mereka terus bertambah.
Bila modal cinta sudah semakin kuat dan besar,
otomatis bangunan cinta yaitu pernikahan mereka akan berdiri semakin kokoh.
Pernikahan yang dijalani pun akan semakin ringan. Bahkan datangnya depresi
berupa tak ada lagi gairah menjalani hidup di duga salah satunya akibat cinta
yang di dapat dan dimiliki mulai terkikis habis dan sirna. Untuk itu saling
berpegangan tanganlah menggapai matahari cinta yang akan menyinari hidup
keduanya, juga hidup anak anaknya. Rasakan betapa indahnya dunia bila terus
disinari cinta yang tulus dan ikhlas. Bagaikan cinta matahari pada bumi yang tak
pernah meminta imbalan. Tapi tetap terus memberikan sinarnya demi kehidupan.
2.
Meningkatkan kinerja kerja
Tak dipungkiri, bila di rumah terjadi masalah
dengan suami atau isteri, maka pikiran pun tak tenang. Konsentrasi kerja buyar
sebab masalah yang belum selesai ikut terbawa ke kantor. Alhasil pekerjaan
menumpuk yang menunggu untuk diselesaikan malah kian membuat pikiran kalut.
Pekerjaan tak bisa terselesaikan dengan baik dan maksimal. Tentu ini sangat
berpengaruh terhadap kinerja dan reputasi di pekerjaan. Sebaliknya bila dari
rumah sudah merasakan cinta dan keharmonisan dengan pasangan, maka pekerjaan
kantor menjadi lebih ringan. Sebab pikiran dan hati senang, tenang juga damai.
Tak seperti benang kusut yang ruwet dan butuh kerja keras untuk mengurainya.
Begitulah, betapa cekcok dan masalah dalam rumah tangga besar pengaruhnya
terhadap kinerja dan prestasi seseorang di perusahaan. Akibatnya bos kecewa
karena kita telah membawa masalah pribadi ke dalam pekerjaan. Hal yang manusiawi karena tak banyak orang yang bisa memisahkan masalahnya dengan
pekerjaan karena sama-sama masuk dalam satu pikiran bukan? Belum lagi dampaknya
bagi kenaikan jabatan yang pastinya jauh dari harapan. Bahkan bila
terus-terusan hasil kerja yang dihasilkan buruk, akan terancam di pecat.
Sejatinya dukungan keluarga yaitu suami atau isteri tak bisa dianggap remeh.
Salah satunya bisa mengurangi stress dan marah-marah dikantor.
3.
Menumbuhkan semangat hidup yang tinggi
Sewaktu saya dan komunitas mengunjungi Pepeng
Subarja, comedian terkenal yang terkena penyakit langka hingga tak bisa
menggerakkan tubuhnya. Saya berpikiran bahwa beliau pastilah sudah kehilangan
semangat hidup dan murung. Sebab sebelum sakit beliau sangat aktif dan kini
harus terus di tempat tidur dan tak bisa lagi beraktifitas seperti dulu.
Ternyata dugaan kami, saya dan teman-teman salah besar. Pepeng masih memiliki
semangat yang menyala-nyala saat bertemu dan bercerita. Meskipun hanya bisa
ngobrol dengan kami dari tempat tidur. Tentu pembaca bertanya-tanya dari mana
Pepeng memiliki semangat sebesar itu? Yups! selain dari dirinya sendiri beliau
juga memiliki isteri yang selalu mendampingi dan merawatnya penuh cinta.
Kebesaran cinta isterinya yang rela memberikan cinta tanpa pamrih dan tulus di
tengah keadaannya yang tak lagi seperti dulu, mampu membangkitkan semangat
hidupnya untuk bisa sembuh. Pepeng pun akhirnya bisa ikhlas menerima
penyakitnya karena dorongan dan kekuatan cinta dari isterinya. Luar biasa.
Sekarang coba kita bernostalgia sebentar saat
pertama kali jatuh cinta. Tiba-tiba kita begitu bersemangat kuliah dan
mempercantik diri demi sang pujaan hati. Semangat untuk melakukan apa saja
karena sejak cinta menerpa, energi kita seolah berlebih. Rintangan dan halangan
tak membuat kita gentar mendekati kekasih. Yah, cinta mampu membuat seorang
pria yang lemah kemauan menjadi bersemangat meraih impiannya. Cinta mampu
membuat seorang wanita berkorban apa saja demi pujaan jiwa. Tapi sayangnya
begitu sudah disatukan dalam ikatan cinta dan suci bernama pernikahan, semangat
cinta memudar. Duhai, kemana gerangan perginya hasrat cinta yang dulu
menggebu-gebu? akankah kita biarkan rasa yang indah itu mengalami krisis dan
perlahan-lahan habis terkikis? Sungguh disayangkan cinta yang dulu sekuat
tenaga kita perjuangkan, kini tinggal ampasnya saja!
4.
Mencetak anak anak yang berkualitas
Orang tua yang memiliki cinta yang besar, tentu
akan menularkan rasa cinta yang besar
juga pada anak-anaknya. Bagaimanapun anak akan melihat hubungan orang tuanya
yang harmonis dan penuh cinta atau sebaliknya. Kelak setelah dewasa ia akan meniru
bagaimana cara orang tuanya berhubungan dan menjalin rasa cinta satu sama lain.
Menyaksikan dari waktu ke waktu bagaimana ayah dan ibunya merawat cinta dengan
sepenuh hati. Tentu dia akan melakukan hal yang sama setelah menikah nanti. Tak
heran bila anak yang orang tuanya mengalami perceraian, maka setelah menikah
rumah tangganya pun berujung perceraian. Meskipun tidak semuanya, tapi
rata-rata menjalani pola rumah tangga orang tuanya dulu. Memang ada juga yang
mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangga orang tuanya, hingga bertekad untuk
membangun pernikahannya lebih baik lagi. Tapi fakta dilapangan, jumlahnya
sangatlah sedikit dibandingkan pernikahannya yang akhirnya berantakan juga.
Anak anak korban perceraian akan mengalami luka
akibat trauma. Merasa minder dan bersalah serta cenderung menarik diri dari
lingkungan karena malu. Prestasi belajar pun menurun karena pikiran yang
terpecah dan kurang konsentrasi akibat memikirkan pernikahan orang tuanya yang
gagal. Merasa diri tak berguna dan ikut andil dalam perceraian yang dialami
orang tuanya. Bagaimana mungkin kita bisa mencetak mereka menjadi anak anak
yang unggul dan berprestasi? Sementara jiwa mereka merasa terluka dan labil. Butuh penanganan psikologi
dan dukungan dari lingkungannya. Bila tak tertangani dengan baik, maka anak
anak ini akan mencari pelampiasan dari luka batinnya dengan kenakalan
kenakalan, tawuran dan tindakan criminal. Bahkan bisa terjerumus ke dalam sex
bebas.
Sungguh miris sekali bila banyak generasi kita yang seperti ini.
Bagaimana nasib Negara bila semakin banyak generasinya yang rusak akibat salah
orang tua? Inilah sebagian
manfaat cinta dalam keluarga, selain bisa membuat bahagia dan menguatkan
fondasi rumah tangga. Jadi, masihkah kita lupa untuk berinvestasi cinta ? yang
manfaatnya sangat besar untuk keharmonisan, kesehatan dan kelangsungan hidup
kita. Sebab meskipun kita memiliki harta kekayaan yang melimpah dan investasi
dimana-mana berupa tanah, emas dan lainnya, tapi tak memiliki keharmonisan
dalam keluarga yang berdampak pada kehancuran mental, kesehatan dan generasi
masihkah ada gunanya?