Pendidikan
memang bukan milik usia muda saja. Banyak saya perhatikan pengalaman
orang-orang sekitar saya yang masih bersemangat untuk kuliah lagi, meski usia
sudah kepala 4 atau 5. Salutnya mereka berhasil menempuh pendidikan di bangku
kuliah dan lulus dengan nilai yang cukup baik. Contohnya teman saya yang ibunya
melanjutkan ke S2 lagi, meski sudah berusia 60 an. Tapi di Film Mahasiswi Baru,
kita akan menyaksikan betapa tidak mudahnya menjadi mahaiswi di usia tua.
Keseruan dan kegokilan berbaur menjadi satu, sehingga membuat saya tertawa dari
awal cerita hingga berakhir.
Adalah
Lastri yang diperankan oleh artis senior Widyawati, tiba-tiba mengutarakan
niatnya pada putrinya untuk kuliah lagi. Putrinya yang diperankan oleh artis
yang tetap awet cantiknya Karina Suwandi, tak bisa menolak keinginan kuat
ibunya yang memang keras kepala. Jadilah Lastri begitu bahagia ketka akhirnya
terdaftar sebagai mahasiswi baru dan harus menjalani ospek. Ketika ospek ini
banyak yang tak dapat menahan tawa termasuk saya, saat Lastri disangka memakai
antiaging, alias menua-nuakan mukanya padahal masih muda.
“Emang
lahir tahun berapa?” tanya panitia ospek lantang
“70
tahun lalu.”
Terbengong-bengonglah
mahasiswi yang mengospek Lastri, sehingga mereka pun berkali-kali meminta maaf
karena merasa sudah kualat pada orang tua. Hihihihihi….
Tak
sampai disitu saja kerumitan yang harus dihadapi Lastri sebagai Mahasiswi baru
di usia yang tidak muda lagi. Ia terancam di keluarkan oleh dekan fakultas bila
nilai IPK nya masih anjlok yaitu 1 koma sekian. Sampai-sampai dekan fakultas
heran dan mempertanyakan alasan Lastri untuk apa kuliah lagi padahal usianya
sudah 70 an. Sudah pasti dari segi pemahaman, penyerapan dan penghapalan materi
kuliah sudah lemah. Tak sekuat bila kuliah di usia yang masih muda karena masih fresh dan belum kompleks masalah
yang dihadapi. Belum lagi kerempongan karena sudah memiliki keluarga terutama
anak. Saya sendiri masih ragu mau kuliah lagi, meskipun tergoda ingin
menyelesaikan sarjana psikologi saya yang tertunda. Ehem! Jadi curhat juga nih
jadinya.
Singkat
cerita, akhirnya Lastri dibantu oleh teman ganknya agar bisa menarik simpati
dekan fakultas supaya Lastri tidak jadi dikeluarkan. Usaha Lastri pun tidak
sia-sia, karena sang dekan tidak tega mengeluartkan Lastri dan memberikannya
kesempatan sekali lagi. Bila semester depan nilai Lastri masih anjlok, maka ia
terpaksa di keluarkan sebagai mahasiswi.
Sebenarnya
bukan soal dikeluarkan atau tidaknya Lastri dari kampus, tapi lebih ke alasan
dan pesan dalam cerita ini yang menarik perhatian saya. Ternyata Lastri
berkuliah lagi karena punya alasan yang kuat yaitu ingin meneruskan cita-cita
cucu kesayangannya yang baru meninggal. Padahal belum selesai menempuh pendidikannya
di jurusan komunikasi luar negeri. Disini saya tak dapat menahan air mata haru.
Setelah dari awal tertawa terus dengan adegan-adegan kocak di film ini. Jadi
ketika menonton film ini saya bisa dibuat tertawa dan menangis sekaligus.
Penasaran dengan karakter kocak Widyawati dan anggota genknya di film ini?
Padahal selama ini Widyawati biasanya berperan serius dalam setiap film-film
yang ia mainkan. Menurut saya ini sebuah gebrakan baru bagi Widyawati dan
perfilman Indonesia. Ditambah lagi film ini digarap oleh Monty Tiwa, yang mana
semua filmnya rata-rata bagus. Tapi film ini menurut saya lebih bagus lagi. Silahkan
tonton film mahasiswi baru yang akan tayang tanggal 8 agustus ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar