Siapa yang tidak kenal kue apem. Penganan tradisional
yang dibuat dari tepung beras, dimana dalam proses pembuatannya dengan didiamkan semalam dengan mencampurkan
telur, santan, gula dan tape serta sedikit garam sebelum kemudian dibakar atau
dikukus. Kue yang bentuknya mirip serabi namun lebih tebal ini sering kita
temukan di jajajan pasar, acara selamatan dan hajatan.
sumber foto : resephariini.
Tapi saya disini tidak akan menjelaskan secara detail tentang kue apem. Hanya saja tergelitik dengan berita yang lagi viral saat ini soal artis yang terlibat prostitusi dengan bayaran 80 juta sekali kencan. Akhirnya banyaklah bermunculan soal harga apem dalam tanda kutip yang katanya berharga lebih mahal dari apem biasa yang dianalogikan sebagai wanita cantik di luar rumah dan seorang isteri di dalam rumah. Dimana isteri setiap harinya bekerja mengurus rumah tangga mulai dari menyuci, memasak, ngurus anak, dan masih mau melayani suami meskipun sedang lelah namun apemnya tidak dihargai setinggi itu. Cemungud!
Dari buku aku mencintaimu
Teruntuk para suami,
bicara soal nilai sebuah apem yang kita bicarakan diatas, apakah harga apem di
luar rumah tanda petik dengan apem di rumah, pantas kita nilai mentah mentah harganya
hanya sebatas besarnya materi? Dimana apem yang disebut sebagai wanita cantik selain
isteri kita di nilai tinggi. Sementara apem di rumah dinilai kurang begitu
berharga dengan berani membayar lebih apem lain. Sebagai suami yang baik tentu
tidak akan begitu saja menilai isterinya meskipun ia sanggup membayar berapapun.
Begitu juga bagi para suami yang tidak bisa membayar isterinya setinggi itu.
Sebab ia tahu kemampuannya dalam memberikan nafkah pada isterinya. Tapi dia
tahu, nilai isterinya tidak bisa dihargai berapapun karena kemuliaan dan
keikhlasannya dalam melayani dirinya dan mengurus anak-anaknya.
Teruntuk para isteri
termasuk saya, mudah-mudahan tidak menjadi minder, cemburu dan tetap bersyukur dengan
berapapun pemberian suami pada kita. Bisa-kita kita menjadi gedebog pisang di ranjang ada-apa-dengan-gedebog-pisang. Akibat tidak menyukai suami lagi karena kecewa hingga berkurangnya cinta kita padanya, baca juga cinta dan investasi. Nilai kita tidak akan pernah berkurang
karena soal materi. Sebaliknya malah lebih tinggi kemuliaan kita karena apem
yang kita punya begitu terjaga dan tidak sembarangan di bagi-bagi ke orang
lain. Ibaratnya bukan barang sembarangan karena ditaruh di sebuah etalase
khusus yang hanya bisa disentuh oleh suami kita. Bukan di taruh di luar etalase
yang terbuka, sehingga siapa saja bisa memegang dan menyentuhnya hingga rusak.
Sebagaimana seorang pelukis yang tidak ingin menjual hasil lukisan kesayangannya,
berapapun besarnya harga yang ditaksir pembeli. Sebab sang pelukis tahu,
karyanya tidak bisa dinilai dengan harga berapapun.
Kesimpulannya nilai kita
sebagai isteri hanya bernilai ketika di akhirat nanti yaitu berupa ganjaran surga
yang tak ternilai harganya karena keikhlasan dan kemampuan kita dalam menjaga apem alias kehormatan.
Tentu saja tanpa merasa lebih suci dan
lebih baik dari apem di luar sana. Sebab sejatinya setiap orang pernah berbuat
kesalahan dalam hidupnyqa. Tugas kita hanyalah berusaha terus memperbaiki diri sebagai
seorang wanita, isteri dan seorang hamba. Dengan begitu, hati kita pun tetap
terjaga kebersihan dan kemuliaannya dari penyakit hati. Sebagaimana terjaganya
apem yang kita miliki. Hidup apem!:)